JAKARTA - Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Windu Partono menyarankan Pemkot Semarang perlu menyusun peta mikrozonasi gempa untuk menindaklanjuti keberadaan lima sumber gempa di sekitar Ibu Kota Jawa Tengah itu.
"Pusat Studi Gempa Nasional pada 2017 telah merilis tentang lima sumber gempa sesar aktif di sekitar Kota Semarang," kata Windu di Semarang, Jumat 30 September.
Kelima sumber gempa tersebut masing-masing Sesar Weleri, Sesar Semarang, Sesar Demak, Sesar Purwodadi dan Sesar Rawapening.
Keberadaan kelima sesar tersebut, lanjut dia, perlu ditindaklanjuti dengan penelitian dan pembuatan Peta Mikrozonasi Gempa Kota Semarang untuk melihat tingkat kerentanan wilayah terhadap bahaya gempa.
Ia menjelaskan peta mikrozonasi gempa dikembangkan dengan membagi satu wilayah menjadi zona yang lebih kecil.
"Dengan pembagian zona yang lebih kecil maka potensi getaran permukaan tanah akibat sumber gempa terdekat dapat diidentifikasi dan diprediksi dengan lebih teliti," lanjutnya dilansir dari Antara.
Ia menuturkan pengembangan peta mikrozonasi sangat diperlukan karena peta getaran tanah yang dikembangkan Kementerian PUPR dibuat dalam skala nasional sehingga tidak mudah diamati secara kasat mata.
"Tujuan pengembangan peta mikrozonasi gempa untuk mengidentifikasi potensi bahaya di satu wilayah akibat skenario kejadian gempa," katanya.