TARAKAN - Kota Tarakan di Kalimantan Utara menjadi daerah paling rawan gempa di bumi Borneo. Penyebabnya keberadaan jalur sesar aktif bernama Sesar Tarakan di wilayah tersebut.
Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan Sesar Tarakan memiliki magnitudo (M) hingga mencapai 7,0.
"Seringnya Tarakan diguncang gempa tidak lepas dari keberadaan sesar aktif Tarakan," kata Daryono di Jakarta, Kamis 7 Maret.
Sejarah mencatat Tarakan sempat dihantam gempa beberapa kali. Adapun menurut laporan Antara, di antaranya pada 19 April 1923 dengan magnitudo yang diperkirakan mencapai 7,0, guncangannya mencapai skala intensitas VII-VIII MMI menimbulkan kerusakan banyak bangunan rumah serta menyebabkan rekahan-rekahan tanah.
Kemudian gempa pada 14 Februari 1925 dengan guncangan sangat kuat mencapai skala intensitas VI-VII MMI hingga menyebabkan banyak bangunan rumah rusak.
Selanjutnya, Tarakan juga diguncang gempa pada 28 Februari 1936 memiliki magnitudo 6,5 mengakibatkan rusaknya sejumlah bangunan rumah. Lalu pada 21 Desember 2015 terjadi gempa dengan magnitudo 6,1 yang menimbulkan banyak bangunan rumah dengan gempa susulan terjadi sebanyak 16 kali.
Selain rawan gempa, wilayah Tarakan juga rawan tsunami, karena lokasinya yang berhadapan dengan sumber gempa Megathrust Utara Sulawesi (North Sulawesi Megathrust).
Sebelumnya pada Kamis 7 April, pukul 15.40.51 WIB, wilayah Tarakan juga diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki magnitudo 3,4.
Episenter gempa terletak pada koordinat 3,36 LU dan 117,6 BT lokasi di darat, tepatnya di tengah-tengah Pulau Tarakan dengan kedalaman 10 km.
BACA JUGA:
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa karak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif.
Berdasarkan laporan masyarakat, gempa ini dirasakan di Tarakan dalam skala intensitas II-III MMI (Modified Mercalli Intensity) dimana guncangan dirasakan nyata seakan-akan ada truk berlalu. Beberapa warga di Tarakan sempat berlarian keluar rumah akibat guncangan yang terjadi secara tiba-tiba ini.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa tersebut. Hingga pukul 16.30 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).