Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau agar riset kegempaan patahan di Indonesia harus sering diaktifkan.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan berkaca pada peristiwa gempa Cianjur, Jawa Barat, rupanya bukan dari sesar Cimandiri yang sejak awal menjadi dugaan.

"Ada patahan baru yang sebelumnya malah belum teridentifikasi. Artinya, memang riset-riset kebumian, riset kegempaan patahan, patahan aktif itu harus sering dan kita aktifkan," ujar Abdul dilansir ANTARA, Selasa, 28 Februari.

Selain itu, BNPB juga mengimbau untuk waspada di selatan Jakarta, di mana masih ada potensi sesar yang mungkin kalau terlihat di udara, saat ini sudah tidak kelihatan, karena sudah penuh oleh pemukiman.

Menurut Abdul, hal ini menjadi tantangan untuk bisa benar-benar melihat dan menyiapkan kondisi-kondisi dan upaya-upaya mitigasi yang tepat pada potensi perulangan kejadian gempa berikutnya.

Selain itu, mengenai kegempaan di Indonesia tidak ada daerah yang benar-benar tidak rawan gempa, kecuali sebagian kecil Kalimantan dan selatan.

Menurut dia, solusinya adalah membuat bangunan tahan gempa. Namun, tantangan terbesarnya ketika bangunan yang sudah terbangun, tidak dapat dipastikan apakah itu sesuai dengan aturan tahan gempa.