JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito mengatakan, kehadiran Vaksin AWcorna di dalam negeri menjadi peluang Indonesia memproduksi vaksin berplatform mRNA (messenger RNA) melalui transfer teknologi yang saat ini mulai berjalan.
"Vaksin AWcorna dapat mendukung cita-cita bangsa Indonesia dalam kemandirian vaksin COVID-19 dalam negeri," katanya dalam jumpa pers pemberian Izin Penggunaan Darurat (EUA) Vaksin COVID-19 Dalam Negeri di Gedung BPOM, Jakarta, Antara, Jumat, 30 September.
AWcorna didaftarkan oleh PT Etana Biotechnologies Indonesia (PT Etana) dan dikembangkan melalui transfer teknologi dan penelitian bersama Abogen-Yuxi Walvax, China.
Pengembangan platform mRNA itu dilakukan oleh 250 peneliti berkewarganegaraan Indonesia di fasilitas produksi PT Etana yang berdomisili di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur.
Ia menjelaskan Vaksin mRNA merupakan vaksin jenis terbaru yang kandungannya berbeda dengan jenis vaksin lainnya. Jika vaksin konvensional mengandung virus atau kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan, tapi vaksin mRNA merupakan vaksin dengan teknologi baru berbasis komputerisasi.
Produksi Vaksin AWcorna sebagai vaksin dalam negeri juga mendapat dukungan dari lintas sektor terkait, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kesehatan, dan lembaga pemerintah terkait lainnya.
Menurut dia dukungan itu menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah Indonesia untuk mendukung penanganan pandemi dan pengembangan investasi di Indonesia.
"Indonesia akan mengembangkan penguasaan teknologi yang bervariasi untuk mendukung kemandirian dalam akses ke obat dan vaksin, serta penanganan kondisi kedaruratan pandemik secara luas," katanya.
BPOM memastikan AWcorna sudah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
BACA JUGA:
"Pengembangan dan produksi vaksin di dalam negeri merupakan kebanggaan masyarakat Indonesia sebagai fondasi awal terwujudnya kemandirian bangsa di bidang farmasi," katanya.
Momentum ini diharapkan akan mendorong industri farmasi nasional untuk terus berinovasi menghasilkan vaksin dengan teknologi mutakhir agar mampu bersaing di tingkat global.
“BPOM menyampaikan apresiasi kepada Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan para ahli imunisasi atas kerja samanya yang memungkinkan vaksin ini segera rilis ke masyarakat," demikian Penny K Lukito.