Bagikan:

JAKARTA - Kemacetan lalu lintas di Jakarta masih terus terjadi meskipun saat ini pengguna transportasi umum disebut mengalami peningkatan.

MRT Jakarta mencatat kenaikan penumpang sebesar 3,8 persen setelah adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sementara, Transjakarta mengalami kenaikan penumpang sebesar 10 persen.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengaku kepadatan lalu lintas kerap terjadi di jalur-jalur arteri. Salah satu penyebabnya adalah pengerjaan-pengerjaan pembangunan infrastruktur.

"Memang untuk di Jakarta, jika kita melihat titik, pagi atau sore hari, sering terjadi kepadatan. Jika melihat kepadatan itu di beberapa titik arteri, memang ada pengerjaan konstruksi," kata Syafrin kepada wartawan, Kamis, 29 September.

Syafrin mencontohkan, pekerjaan itu di antaranya pembangunan halte integrasi stasiun Cawang Cikoko dengan LRT Jabodebek di Jalan MT Haryono. Selain itu, ada pengerjaan konstruksi di Jalan Panjaitan hingga Jalan Ahmad Yani. Kemudian, ada juga pengerjaan LRT Jabodebek di kawasan Rasuna Said.

Menurut dia, beberapa pengerjaan ini memakan sebagian lajur. Sehingga, berdampak pada penyempitan jalan (bottle neck) di beberapa jalur arteri tersebut.

"Konstruksi ini tentu mengurasi jumlah lajur. Karena ada pengerjaan konstruksi, itu akan menyebabkan bottle neck dan ekornya panjang," ucap Syafrin.

"Kami mohon kepada masyarakat untuk tetap berhati hati mengikuti arahan petugas saat melintasi titik titik yang sedang dilakukan pembangunan baik (pemerintah) daerah atas pusat atau swasta, seperti contoh pipanisasi gas dan PDAM," lanjutnya.

Syafrin menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan wilayah penyangga yang masuk dalam pengelolaan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BOTJ) untuk menghadirkan pelayanan transportasi umum dari luar Jakarta.

"Contohnya kita sudah operasionalkan layanan Transjakarta ke Bekasi, demikian juga ke wilayah penyangga lainnya seperti Tangerang dan Depok, kita operasikan lagi. Ini upaya kita," imbuh Syafrin.