Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara mengenai upaya kesetaraan dalam pembangunan infrastruktur. Salah satunya adalah moda transportasi MRT Jakarta yang kini telah beroperasi.

Menurut Anies, MRT Jakarta merupakan angkutan publik yang bisa mempersatukan. Sebab, kata dia, masyarakat dari semua kalangan bisa menggunakan alat transportasi itu, dari mulai kalangan bawah hingga atas, termasuk presiden sekalipun.

"MRT itu adalah instrumen mempersatukan alat mempersatukan. Naik MRT, siapa saja berdirinya, barisnya, sama duduknya, kursinya sama. Mau presiden, mau menteri, mau wali kota mau siapapun antrenya sama, CEO dan penganggungram boleh sejajar," kata Anies dalam pembukaan Jakarta Innovation Days di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 27 September.

Karena itu, Anies mengatakan pemerintah tidak boleh membangun infrastruktur demi tujuan penggunaan fisiknya saja. Namun, harus ada efek persatuan yang ditimbulkan untuk semua kalangan masyarakat.

"Jadi, jangan pandang MRT sebagai alat pemindah badan saja, tapi dia sebagai alat untuk mempersatukan. Pemerintah tidak boleh hanya, 'kami mrnyiapkam infrastruktur keras saja'. Tidak. Pemerintah harus memikirkan bagaimana rakyat itu tersatukan, bagaimana ada instrumen untuk mereka memiliki perasaan kebersamaan kesetaraan," papar Anies.

Anies mengatakan pemerintah juga perlu memberikan insentif dalam menyiapkan infrastruktur transportasi umum. Salah satunya adalah bentuk subsidi tarif moda bagi penggunanya.

"Pemerintah menyiapkan infrastrukturnya, lalu memberikan insentifnya. Insentifnya apa? Kalau naik kendaraan umum, misalnya biaya terjangkau. Selama perjalanan, nyaman, misalnya. Itu insentif, sehingga ketika orang naik kendaraan umum itu bukan karena diwajibkan, tapi karena merasa naik kendaraan umum pilihan rasional," ungkap dia.

Dengan adanya insentif tersebut, Anies yakin semakin banyak masyarakat yang beralih moda dari kendaraan pribadi ke transportasi umum untuk berkegiatan setiap harinya. Sehingga, infrastruktur yang sudah disiapkan tersebut akan memiliki manfaat yang berkelanjutan.

"Kami yakin, apabila insentif itu ada dalam bentuk subsidi lalu jangkauan kendaraan umum diperluas, lalu armadanya ditambah, saya yakin jumlah pengguna kendaraan umum di Jakarta akan bisa makin meningkat dan sesuai target," ucap Anies.

"Jadi, target 4 juta (penumpang angkutan umum) bukan hari ini, itu 2030. Alhamdulillah dari 350 ribuan, sekarang jadi 1 juta, tinggal kita teruskan trennya," imbuhnya.