Tekan Inflasi, Wali Kota Madiun Bagi-bagi Bibit Cabai untuk Ditanam Warga di Rumah
Wali Kota Madiun Maidi membagikan bibit tanaman cabai ke siswa SMP Negeri 10 Kota Madiun ANTARA/HO-Diskominfo Kota Madiun

Bagikan:

MADIUN - Wali Kota Madiun, Jawa Timur, Maidi membagikan bibit tanaman cabai kepada masyarakat setempat untuk ditanam di rumah sebagai salah satu upaya menstabilkan harga komoditas  tersebut dan mengendalikan inflasi imbas kenaikan harga BBM.

"Saya harap warga Kota Madiun bersama-sama menanam cabai di rumah, sehingga kebutuhan bumbu dapur tersebut dapat terpenuhi secara mandiri," ujar Wali Kota Maidi dilansir ANTARA, Sabtu, 24 September.

Menurut dia, cabai menjadi salah satu komoditas yang paling dibutuhkan oleh masyarakat Kota Madiun. Hal ini tak lepas dari banyaknya pengusaha sambal pecel dan kuliner nasi pecel di Kota Madiun.

Karena itu, kelangkaan dan tingginya harga cabai di pasaran dapat memengaruhi kestabilan ekonomi masyarakat dan mendorong inflasi.

Bupati menilai dengan menanam sendiri di rumah, harapannya dapat memenuhi kebutuhan cabai rumah tangga tanpa ketergantungan dengan stok di pasaran.

Bibit cabai tersebut dibagikan ke warga di tiap kelurahan dalam kegiatan kunjungan kerja Wali Kota secara bergantian. Selain itu, bibit cabai juga dibagikan ke siswa di sejumlah sekolah, utamanya SD dan SMP. Secara keseluruhan, ada sekitar 10.000 bibit cabai yang dibagikan ke warga.

Upaya lain dalam menekan inflasi, Wali Kota Maidi adalah menyediakan Warung Tekan Inflasi (Wartek) di sejumlah titik wilayahnya untuk menjual sejumlah bahan pangan dengan harga lebih murah dari pasaran.

Sejumlah komoditas yang disediakan di wartek antara lain, beras dengan harga Rp8.000 per kilogram, minyak goreng harga Rp12.000 per liter, gula pasir harga Rp12.000 per kilogram, telur ayam ras Rp20.000 per kilogram, dan bawang merah seharga Rp20.000 per kilogram.

"Di Wartek juga kami sediakan sayur kubis dan sawi gratis, serta pakaian layak pakai gratis. Sejauh ini sudah ada 3 titik wartek, yakni di Jalan Merpati, Jalan Diponegoro, dan Lapangan Pelti depan Kantor Bakorwil Madiun," katanya.

Secara bertahap, wartek akan dibuka di 10 titik untuk dapat melayani warga Kota Madiun dengan cakupan lebih luas lagi. Utamanya warga kurang mampu yang terdampak kenaikan harga BBM.

Bupati Madiun mengatakan, inovasi lain untuk menekan inflasi adalah Pemkot Madiun memberikan subsidi ke pedagang bahan kebutuhan pokok di Pasar Besar Madiun (PBM). Pemberian subsidi tersebut bertujuan agar para pedagang bisa menjual komoditas dagangannya sesuai dengan harga produsen, sehingga mendongkrak daya beli konsumen dan pedagang tetap untung.

"Dengan subsidi ini, harga komoditas tidak memberatkan konsumen, sisi lain pedagang juga untung. Pemkot menganggarkan dana subsidi ini hingga Rp8,9 miliar untuk menstabilkan harga pangan dan mencegah inflasi," katanya.

Subsidi diberikan secara tunai yang besarannya bervariasi sesuai dengan jenis barang dagangan. Rata-rata besaran subsidi per kilogram berkisar antara Rp2.000 hingga Rp5.000. Sejumlah pedagang yang disubsidi adalah komoditas penyumbang inflasi, di antaranya daging ayam ras, telur ayam, cabai, bawang merah, serta sayuran.