Kasus Merosot, Bintan Tetap Terjunkan Tim Khusus Cegah DBD
Ilustrasi. Petugas mengasapi kawasan pemukiman memberantas nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD. (Antara-Iggoy el Fitra)

Bagikan:

KEPRI - Pemerintah Kabupaten Bintan menurunkan tim khusus mengantisipasi penularan Demam Berdarah Dengue (DBD). Tim diterjunkan meski kasus DBD merosot belakangan ini di Bintan.

"Dinkes Bintan memiliki tim khusus yang bertugas melakukan berbagai upaya untuk mencegah warga tertular DBD. Salah satu tugasnya yakni menyosialisasikan program pemberantasan DBD hingga di pulau-pulau," kata Kepala Dinas Kesehatan Bintan Gama AF Isnaeni di Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), dikutip dari Antara, Jumat 23 September.

Gama menjelaskan, tim khusus tersebut juga mempraktikkan cara memberantas sarang nyamuk dan mencegah agar tidak ada nyamuk di rumah dan lingkungan sekitar rumah warga.

Dia melanjutkan, kasus DBD di Bintan sejak Januari-Agustus 2022 tercatat berjumlah 58 orang. Sedangkan jumlah pasien tertinggi pada periode Mei-Juni 2022 yang mencapai 37 orang.

"Agustus 2022 hanya lima pasien, relatif sedikit dibanding bulan sebelumnya," katanya.

Gama mengingatkan,penderita penyakit DBD yang disebabkan oleh virus di tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus itu, potensial semakin banyak seiring dengan perubahan cuaca.

Hujan menyebabkan wadah di rumah maupun sekitar rumah berisi air. Wadah itu akan menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus bila air di dalam wadah itu tidak dibuang.

Nyamuk pembawa virus dague yang menjadi penyebab penyakit DBD juga dapat berkembang biak di dalam wadah berisi air tersebut.

"Apa yang harus kita lakukan? Jangan biarkan rumah kita, lingkungan sekitar rumah kita sebagai tempat sarang nyamuk," ucapnya.

Gama menuturkan, pemberantasan sarang nyamuk perlu dilakukan dengan cara menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, penampung air lemari es dan tempat penampungan air minum.

Kemudian masyarakat juga perlu menutup rapat-rapat tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

"Gunakan obat anti nyamuk bila dibutuhkan," imbaunya.

Bagi keluarga yang memiliki anak atau bayi, sebaiknya gunakan kelambu saat tidur untuk memastikan tidak digigit nyamuk.

Masyarakat juga dapat menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk seperti bunga lavender dan serai wangi.

"Mengatur cahaya dan ventilasi agar rumah tidak lembab, dan jangan menggantung pakaian di dalam rumah," katanya.

Gama mengimbau warga agar membawa anggota keluarganya yang sakit dengan gejala demam, ruam, serta nyeri otot dan sendi. Orang yang memiliki gejala itu kemungkinan tertular DBD sehingga harus dirawat.

"Penyakit ini bisa disembuhkan bila segera diobati," tuturnya.