Pesan Megawati ke Kader PDIP: Terus Cermati Dinamika Rakyat, Sosial, Politik Bahkan Politik Internasional
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam Pendidikan Kader Pratama (PKP)/FOTO: Wardhany Tsa Tsia-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berpesan pada kadernya untuk mencermati dinamika di tegah masyarakat. Partai tidak boleh ‘tidur’ dan konsolidasi harus terus dilakukan.

Pesan ini disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam Pendidikan Kader Pratama (PKP) yang diinisiasi oleh DPC PDIP Kota Tangerang Selatan di Sekolah Partai DPP PDIP, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu, 21 September.

"Tadi pagi saya melaporkan ke ibu ketua umum dan beliau berpesan sebagai partai kita tidak pernah tidur. Sebagai partai, kita terus mencermati dinamika rakyat. Sebagai partai, kita diajarkan konteks sosial dan politik, bahkan dinamika politik internasional harus kita cermati terus menerus," kata Hasto dalam sambutannya.

Megawati ingin partai berlambang banteng moncong putih itu bisa memberi arah bagi perjalanan bangsa. Sehingga, Hasto mengingatkan para kader PDIP untuk terus bergerak.

Tak hanya itu, kader PDIP juga diingatkan menjalankan tradisi intelektual Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno. Mereka harus punya pemahaman sosial, nasional, dan internasional.

"Sebagai kader partai kita tidak boleh melupakan sedikitpun tentang apa yang terjadi di tengah rakyat atau society view, apa yang terjadi di nasional atau national view, apa yang terjadi di dunia atau worldwide view. Itulah yang diajarkan bung Karno untuk dipahami kader PDI Perjuangan," tegasnya.

Salah satunya, pemahaman sosial yang harus dimiliki kader adalah mampu menjelaskan tentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi belakangan ini. Menurut Hasto, penjelasan harus diberikan karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentunya tak mau membebani masyarakat.

"Rekan-rekan bisa memberikan penjelasan, kenapa akhirnya Pak jokowi mengambil keputusan yang sangat pahit dengan menaikkan harga BBM. Tidak ada pemerintahan suatu negara yang mau membebankan rakyat," ujarnya.

"Itu kalau pemerintahannya punya nurani dan Pak Jokowi kita tahu digerakkan nurani. Pak Jokowi, Bu Mega dan Bung Karno digerakkan satu kesatuan nafas. Pimpinan yang digerakkan naluri untuk berpihak pada rakyat," sambung Hasto.

Sementara itu, Ketua DPC PDIP Tangerang Selatan Wanto Sugito melaporkan peserta PKP angkatan ke III berjumlah 116 orang. Semuanya hadir karena kesadaran politik ideologis untuk memperkuat materi perjuangan agar bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurutnya, hal ini sejalan dengan perintah Megawati dan Hasto. Bahwa di dalam dunia politik, kepintaran diukur dari kemampuan mengartikulasi harapan, aspirasi dan mimpi rakyat menjadi keputusan politik yang terlihat dalam kebijakan publik.

“Seperti Bung Karno yang dengan kepandaian dan kepiawaiannya mampu menjadi penyambung lidah rakyat,” kata Wanto.

Ketua Umum DPN Repdem itu menambahkan, seluruh peserta punya tanggung jawab sejarah untuk mengukir kemenangan PDI Perjuangan di Tangsel pada pemilu 2024 nanti. Yakni dengan target dari 8 menjadi 14 kursi DPRD Tangsel 2024.

"Kami yakin PKP III ini akan menghasilkan kader yang militan nasionalis Soekarnois," pungkas Wanto.