Protes Pemakaman Kenegaraan untuk Mendiang Mantan PM Shinzo Abe, Pria Jepang Bakar Diri
Shinzo Abe. (Wikimedia Commons/首相官邸ホームページ)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang pria nekat membakar dirinya sendiri di dekat kantor Perdana Menteri Jepang Hari Rabu, sebagai protes atas keputusan pemerintah menggelar pemakaman kenegaraan untuk mendiang mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, lapor media.

Pria itu dibawa ke rumah sakit yang menderita luka bakar ke seluruh tubuhnya. Sementara, seorang polisi yang mencoba memadamkan api juga terluka.

Pria itu, berusia 70 -an, tidak sadar ketika pertama kali ditemukan, tetapi kemudian memberi tahu polisi bahwa ia sengaja menyiram dirinya dengan minyak, kata media, melansir Reuters 21 September.

Sebuah surat tentang pemakaman negara untuk mendiang Abe dan kata -kata "Saya sangat menentangnya," ditemukan di dekatnya.

Polisi menolak untuk mengonfirmasi insiden itu, yang terjadi tepat di hari ulang tahun ke-68 mendiang Abe.

"Saya telah mendengar bahwa polisi menemukan seorang pria yang menderita luka bakar di dekat kantor pemerintah, dan saya sadar bahwa polisi sedang menyelidiki," terang Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno dalam konferensi pers.

Abe, perdana menteri terlama di Jepang yang mengundurkan diri pada tahun 2020 karena kesehatan yang buruk, ditembak mati saat berpidato dalam kampanye di Kota Nara pada 8 Juli.

Pemakaman negara untuknya akan digelar untuk 27 September, dengan sekitar 6.000 orang dari Jepang dan di luar negeri akan mengambil bagian.

Sentimen publik mendukung pemakaman kenegaraan pada saat diumumkan, tak lama setelah kematian Abe. Tetapi, pendapat telah bergeser tajam.

Sejumlah jajak pendapat menunjukkan sebagian besar orang Jepang sekarang menentang upacara tersebut.

PM Fumio Kishida telah membela keputusannya berulang kali, tetapi sebagian besar pemilih tetap tidak yakin, juga mempertanyakan perlunya mengadakan upacara yang mahal pada saat meningkatnya tekanan ekonomi bagi warga negara biasa.

Diketahui, perkiraan terbaru pemerintah, kegiatan tersebut akan membutuhkan dana 1,65 miliar yen (12 juta dolar Amerika Serikat), yang meliputi keamanan dan resepsi.