Menko Luhut: Ribut-Ribut Masalah Politik Bikin Wisatawan Enggan Datang ke Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Instagram @luhut,pandjaitan)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dalam pengembangan pariwisata di Indonesia, salah satu yang paling penting adalah terciptanya ketenangan dan kedamaian. Ia meminta para pemimpin untuk membangun hal itu, sehingga dapat meningkatkan minat kunjungan wisatawan.

Tak hanya itu, Luhut juga melarang pejabat dan pemimpin untuk menjual ide kekerasan yang dapat memengaruhi pariwisata di Indonesia.

"Saya serius, sebagai yang paling senior di ruangan ini, saya sampaikan itu. Jangan sampai karena kepentingan politik, birahi kekuasaan, kita buat keributan, itu dosa paling besar dari pemimpin yang tahu itu," katanya, dalam sambutan di Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) secara virtual, Jumat, 27 November.

Menurut Luhut, jika terus terjadi keributan akibat kepentingan maka wisatawan enggan datang berlibur di Indonesia. Alhasil, yang paling terdampak adalah rakyat kecil yang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata.

"Bagaimana mau ciptakan lapangan kerja, bagaimana mau beramah tamah. Jangan anger yang kita tampilkan. Kejadian akhir-akhir ini jadi buat orang ketakutan. Kalau orang takut datang kemari, yang akan rugi rakyat kecil. Jadi sebagai pemimpin kita harus berikan kedamaian, ketenangan dan kesan 'Kau datang kemari, kau pasti kita jamin'," tuturnya.

Berdasarkan kajian World Economic Forum, Indonesia kalah dengan sejumlah negara di Asia Tenggara untuk hampir semua kategori wisata. Dalam kategori wisata alam dan petualangan, misalnya, Thailand menduduki peringkat pertama.

Tak hanya dari sisi alam, Indonesia kalah dengan Negara Gajah Putih untuk kategori budaya, MICE, belanja, dan kesehatan. Di sisi kuliner, Indonesia berada di bawah Filipina. Sedangkan untuk kategori hiburan, Singapura masih memimpin di peringkat pertama.

Luhut menyayangkan fakta tersebut. Ia mengatakan pariwisata Indonesia kurang menjual, bukan hanya dari sisi infrastruktur. Tetapi juga karena sektor pariwisata perlu ditunjang dengan suasana sosial dan politik yang damai.

"Dari segi alam petualangan, Thailand tidak mungkin lebih indah dari kita. Kita lihat Labuan Bajo, Mandalika, Toba, banyak tempat-tempat indah, tapi kurang menjual. Masa budaya kita kalah sama Thailand, enggak ada cerita. Kita harus dorong kekompakan. Jangan bicara perbedaan," ujarnya.

Menurut Luhut, dengan potensi yang ada, Indonesia semestinya bisa mengalahkan negara-negara tersebut. Untuk kekayaan kuliner, misalnya, keberagaman jenis dan cita rasa makanan di Tanah Air seharusnya mampu berkompetisi dengan Filipina.

"Saya juga pernah jadi dubes lama di Singapura, dan saya tidak yakin dari sisi hiburan kita kalah," tuturnya.

Untuk mengejar ketertinggalan itu, Luhut mengatakan ada empat hal yang perlu diperbaiki dari pariwisata di Indonesia. Tujuannya adalah agar pada 2021 Indonesia bisa mencapai peringkat 30 di Travel and Tourism Competitiveness Index 2021.

Kemudian, kata Luhut, sektor kesehatan juga harus diperbaiki. Salah satu caranya dengan membuka rumah sakit internasional.

"Menteri BUMN akan kerja keras. Ada 3-4 hospital di Bali, Jakarta, Medan seperti Mayo Clinic, John Hopkins," katanya.