Tolong! Petani Jagung di OKU Sumsel Mengaku Sulit Mendapatkan Pupuk Subsidi
Ilustrasi petani menjaga tanaman dari serangan hama. (ANTARA)

Bagikan:

OKU - Sejumlah petani jagung di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel) mengaku kesulitan mendapat pupuk bersubsidi di kios pengecer untuk kebutuhan bercocok tanam.

Seperti yang diutarakan Nurhalim, salah seorang petani jagung asal Kemelak, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten OKU di Baturaja. 

Nurhalim mengaku memasuki musim tanam akhir tahun ini petani mulai mengeluhkan sulitnya untuk mendapatkan pupuk subsidi.

Hal itu berdampak pada proses tanam jugung di daerah itu menjadi terhambat karena petani tidak berani memulai bercocok tanam akibat kelangkaan pupuk.

"Permasalahan ini sudah pernah kami sampaikan kepada Pejabat (PJ) Bupati OKU, Teddy Meilwansyah saat meninjau tanaman jagung di Kemelak beberapa waktu lalu dengan harapan mendapat solusi terbaik," ujarnya dikutip dari Antara, Kamis, 15 September. 

Menanggapi permasalahan tersebut, PJ Bupati OKU, Teddy Meilwansyah memastikan jika OKU akan mendapatkan kuota tambahan pupuk subsidi pada musim tanam tahun ini.

Menurut Teddy, pihaknya sudah melayangkan surat dan menemui langsung pihak Kementerian Pertanian untuk menambah kuota pupuk agar tidak menghambat petani dalam bercocok tanam.

"Kementerian mengungkapkan di Sumsel akan ada penambahan kuota pupuk dan OKU menjadi salah satu kabupaten yang diprioritaskan," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten OKU secara keseluruhan kebutuhan pupuk di daerah itu per tahun mencapai 9.398 ton terdiri atas jenis Urea, 2.664 ton SP-36, 429 ton ZA, NPK 4.205 ton dan Organik 3.063 ton.

"Kebutuhan pupuk ini untuk luas tanam seluas 83.565,33 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian OKU, Joni Sahiu melalui Kabid Sarana dan Prasarana, Agus Paharyono sebelumnya menambahkan.

Menurut Agus, jumlah kebutuhan tersebut tercukupi dengan kuota pengiriman yang diterima pihaknya pada tahun ini yaitu untuk pupuk jenis Urea sebanyak 15.947 ton, pupuk jenis SP-36 7.077 ton, ZA 1.605 ton, NPK 15.443 ton dan organik 3.400 ton per tahun.

Jika pun kuota yang ada saat ini nantinya kurang pihaknya akan segera mengajukan penambahan pengiriman pupuk ke pemerintah provinsi agar kebutuhan petani di daerah itu dapat tercukupi.

"Jadi, tidak perlu khawatir persediaan pupuk dapat dipastikan aman," tegasnya.