JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon menyatakan siap bertemu KSAD Jenderal Dudung Abdurachman untuk menyelesaikan polemik yang berawal dari pernyataannya soal disharmoni dan kepatuhan TNI yang seperti gerombolan ormas di rapat kerja pada 5 September lalu. Menurut Effendi, tidak ada masalah pribadi antara dirinya dan Dudung.
"Sekali lagi, tidak ada kaitan hubungannya masalah saya dengan orang yang saya tanyakan Baik Pak Jenderal Andika maupun ke Pak Jenderal Dudung. Justru kepada keduanya saya menanyakan Kenapa kalian disharmoni begitu," ujar Effendi usai dipanggil MKD DPR, Kamis, 15 September.
"Saya enggak pernah bermusuhan sama siapapun demi Allah, demi Tuhan saya nggak pernah bermusuhan. Saya 20 tahun di Komisi I," imbuhnya.
Dia pun heran dengan kecaman sejumlah prajurit TNI dan ormas. Apalagi, sampai ada yang menyambangi rumahnya.
"Kenapa saya yang disasar. Apa pengaruhnya ke TNI, saya ini nothing kok. Apa yang harus dimobilisasi pakai ngepung saya begitu barbar sekali," ungkap Effendi.
Politikus PDIP itu pun mengaku sudah mencoba menghubungi Dudung untuk meminta maaf. Namun, pesannya belum direspons. Sementara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sudah tidak mempermasalahkan penyataannya dalam rapat.
"Kan udah saya WA tapi kan belum direspons," ucapnya.
Effendi lantas menyodorkan bukti bahwa dirinya sudah berupaya menghubungi Dudung. Bahkan, di pesannya tersebut terselip gambar bendera merah putih dan lambang cinta.
"Saya ada love-nya tuh. Selamat pagi Jenderal mohon waktu bertemu. Terima kasih salam, ada love, ada merah putihnya," katanya.
BACA JUGA:
Karenanya, Effendi menegaskan, dirinya siap bertemu dengan Jenderal Dudung. Sebab, dia tidak merasa ada yang salah dengan hubungannya dengan jenderal bintang empat itu.
"Orang saya nggak ada masalah kok kenapa kemudian saya yang jadi sasaran," kata Effendi.