Bagikan:

YOGYAKARTA – Nama Effendi Simbolon belakangan menuai perhatian dari masyarakat. Menurutnya, dua jenderal di tubuh TNI tak pernah terlihat bersama dalam satu agenda yang sama. Kedua jenderal yang dimaksud adalah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Di luar dari itu, berikut profil Effendi Simbolon.

Profil Effendi Simbolon

Drs. Effendi Muara Sakti Simbolon adalah politisi yang lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 01 Desember 1964. Ia lahir dari pasangan MM Simbolon dan Martha br Tobing. Effendi kemudian memperistri seorang wanita bernama Dessy Trinita br Tobing. Dari pernikahan tersebut ia dikaruniai empat orang anak.

Kiprah Effendi di dunia politik dimulai sejak lama. Saat ini ia menjabat sebagai anggota Komisi I DPR RI dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P. Namun, kedudukannya itu bukan kali pertama.

Ia sempat menjabat sebagai anggota DPR periode 2004-2009. Ia kembali mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014. Saat itu Effendi berhasil meraih suara sebanyak 59.718 suara. Tak sampai situ, ia kembali melenggang ke Senayan dan menduduki kursi DPR RI untuk periode 2019-2024 dengan perolehan suara saat itu sebanyak 61.595.

Di periode 2009-2014 Effendi menjabat di Komisi VII dengan membidangi energi sumber daya mineral dan lingkungan hidup. Sedangkan saat ini ia ditugaskan di Komisi I dengan membidangi luar negeri, informatika dan pertahanan.

Popularitas Effendi saat itu melejit lantaran kerap menjadi narasumber di berbagai acara talkshow politik di televisi, khususnya terkait isu ekonomi dan politik. Bahkan popularitasnya mulai merangkak saat ia mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Sumatra Utara periode 2013-2018.

Saat itu Effendi berpasangan dengan Jumiran Abdi. Sayangnya ia kalah dari lawannya, Gatot Pujo Nugroho yang berpasangan dengan Tengku Erry Nuradi. Kala itu ia hanya mampu meraup suara sebanyak 24,34 persen.

Kasus Effendi Simbolon

Berdasarkan penelusuran, Effendi Simbolon sempat dikatikan dengan kasus jaringan mafia SKK Migas pada tahun 2014. Saat itu Direktur PT Surya Parna Niaga Artha Merish Simbolon ditetapkan menjadi tersangka. Bahkan, kala itu beberapa pihak mendesak agar KPK ikut memeriksa Effendi Simbolon terkait kasus tersebut.

Selain itu, Effendi diduga menerima suap dari Didi Dwi Nugroho, Kepala Biro Keuangan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menjadi terdakwa koruptor yang menerima USD 2.500 terkait THR dan pembahansan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013 (APBN-P 2013).

Kasus Effendi Simbolon Terbaru

Saat ini Effendi Simbolon tengah menuai sorotan setelah mengatakan ketidakharmonisan hubungan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Pernyataan tersebut ia ungkapkan saat Affandi dan Andika berada dalam rapat kerja pada Senin, 06 September 2022. Sedangkan Dudung tidak hadir dengan alasan melakukan pengecekan prajurit.

Ia kemudian mengomentari absennya Dudung. Menurutnya, hal itu sudah jadi rahasia umum yakni di setiap agenda yang dihadiri oleh Panglima, di situ tidak ada KSAD.

Menurutnya informasi terkait hubungan Andika dan Dudung tersebut sudah ia dapat sejak lama, bahkan sejak keduanya dilantik sebagai petinggi TNI.

"Kami mendapat informasi cukup lama dari sejak mereka, baik Pak Andika sebagai panglima dilantik dan pak Dudung sebagai KSAD. Mungkin selama ini bagi kami ya itu hal yang biasa ada perbedaan, pandangan, pendapat tapi kemudian lama-lama kan terasa itu jadi hal-hal yang jadi serius menyangkut berdampak kepada kinerja daripada TNI sendiri," ujar Effendi saat ditemui di Kompleks Parlemen, Kamis, 8 September.

Selain terkait profil Effendi Simbolon, dapatkan informasi menarik lainnya di VOI.ID.