JAKARTA - Meskipun publik khawatir akan virus corona dari Wuhan, China (2019-nCoV/Flu Wuhan) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan darurat kesehatan global. Pihak WHO membuat pengumuman tersebut setelah pertemuan darurat komite para ahli dilakukan yang berlangsung selama dua hari.
Virus Flu Wuhan telah menginfeksi lebih dari 600 orang di seluruh dunia, yang sebagian besar penderitanya ada di China. Info terakhir yang dikutip dari The Guardian, Jumat 24 Januari 2020, otoritas China melaporkan hingga hari ini terdapat 25 kasus kematian akibat virus tersebut.
The Emergency Committee on the new #coronavirus (2019-nCoV) considered that it is still too early to declare a public health emergency of international concern given its restrictive and binary nature
— World Health Organization (WHO) (@WHO) January 23, 2020
Selain di China, kasus Flu Wuhan telah dilaporkan terjadi di Thailand, Korea Selatan, Taiwan, Jepang, dan Amerika Serikat. Gejala penderita Flu Wuhan adalah demam dan sulit bernapas. Namun Ghebreyesus mengatakan bahwa laporan tersebut masih diselidiki lebih dalam.
"Jangan salah, ini sekarang darurat di China, tetapi ini belum menjadi darurat kesehatan global," kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dr Ghebreyesus juga memberikan beberapa rincian tambahan tentang virus Flu Wuhan dan orang-orang yang terinfeksi virus itu.
"Kita tahu bahwa virus ini dapat menyebabkan penyakit parah, bahkan mematikan, namun juga banyak orang yang mengalami gejala yang lebih ringan. Kita tahu bahwa di antara mereka yang terinfeksi, seperempat pasien memiliki riwayat penyakit parah,” tambah Dr Ghebreyesus.
Sebagian besar penderita meninggal dunia memiliki riwayat kesehatan yang parah seperti hipertensi, diabetes, dan kardiovaskular. Kondisi-kondisi tersebut membuat sistem kekebalan tubuh mereka melemah.
Sementara terkait laporan penularan dari manusia ke manusia yang terjadi di China, Ghebreyesus mengatakan sejauh ini sebagian besar kasus penularan antarmanusia terbatas pada anggota keluarga dekat dan pekerja perawatan kesehatan. Sejauh ini belum ada kasus penularan dari manusia ke manusia di luar China, namun Ghebreyesus tidak mengesampingkan kemungkinan tersebut.
WHO juga mengatakan akan mengadakan kembali petemuan darurat dalam waktu sekitar 10 hari atau bisa lebih awal untuk memeriksa virus tersebut. Untuk saat ini, WHO merekomendasikan langkah-langkah sederhana untuk menjaga diri masyarakat dari virus Flu Wuhan ini dan lainnya, seperti sering mencuci tangan dan menutup mulut dan hidung saat bersin.
BACA JUGA:
Vaksin untuk Flu Wuhan
Sementara itu, Rusia berupaya mengembangkan vaksin untuk melawan virus penyebab Flu Wuhan. Rospotrebnadzor, regulator keselamatan konsumen Rusia menyampaikan hal tersebut pada Rabu 22 Januari 2020.
“Ya, tentu saja, pengembangan vaksin tengah berlangsung. Setiap kali kami mendapati mutasi (virus), kami segera mengembangkan vaksin,” ujar Kepala Rospotrebnadzor Anna Popova.
Meski demikian, vaksin tersebut tidak dapat tersedia dalam waktu dekat. Hal tersebut dikarenakan butuh waktu yang panjang untuk meneliti dan pengembangan vaksin tersebut.
“Pengembangan vaksin adalah proses yang panjang dan rumit; keputusan dibuat berdasarkan risiko dan tingkat kebutuhan yang ditentukan oleh situasi saat ini,” kata Elena Yezhlova, Kepala Departemen Pengawasan Epidemiologis Rospotrebnadzor.
"Saat ini, kami akan bergantung pada rekomendasi WHO," tambahnya.
Rospotrebnadzor juga mengonfirmasi telah memperkuat kontrol sanitasi dan karantina di semua titik masuk ke negara untuk mengantisipasi virus Flu Wuhan yang terbawa oleh para turis asing.