Satgas Sebut Libur Panjang Akhir Tahun Berpotensi Tingkatkan Penularan COVID-19 Tiga Kali Lipat
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memprediksi masa libur panjang akhir tahun 2020 yang mulanya direncakanan berlangsung selama 11 hari berpotensi membuat jumlah kasus meningkat.

Bahkan, kata Wiku, potensi lonjakan kasus pada masa libur Hari Raya Natal dan cuti bersama pengganti Hari Raya Idul Fitri tersebut bisa meningkat tiga kali lipat dari libur panjang pada akhir Oktober lalu.

"Masa libur panjang akhir tahun 2020 memiliki durasi yang lebih panjang. Dikhawatirkan berpotensi menjadi manifestasi perkembangan kasus menjadi dua, bahkan tiga kali lipat lebih besar dari masa libur panjang sebelumnya," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 24 November.

Ada alasan terhadap prediksi lonjakan kasus tersebut. Kata Wiku, liburan panjang yang jadi penutup tahun menjadi bagian yang pasti sudah ditunggu-tunggu banyak pihak. 

Wiku memahami setelah berjibaku dengan pandemi dari Maret lalu masyarakat sudah jenuh dengan rutinitas yang kebanyakan dihabiskan di dalam rumah. 

"Akan tetapi perlu saya ingatkan musuh kita belum hilang sepenuhnya, pandemi belum selesai," ujar dia.

Masyarakat sambung dia, perlu tahu, kenaikan kasus positif pada masa libur panjang disebabkan oleh penularan yang masih terjadi akibat kurang disiplinnya masyarakat terhadap protokol kesehatan, terutama menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.

Selain itu, Wiku menyebut terjadi penurunan jumlah orang yang diperiksa karena banyak yang bepergian ke luar kota. Akibatnya, semakin minim upaya pencegahan penyebaran COVID-19 karena penelusuran berkurang.

"Hal ini menjadi bahan evaluasi pemerintah pusat maupun daerah untuk terus konsisten dalam mengelola laboratoriun testing," tutur Wiku.

Oleh karenanya, Wiku menekankan pentingnya disiplin terhadap protokol kesehatan 3M, serta selalu menghindari kerumunan dalam setiap kegiatan. Juga, masyarakat diminta untuk berpikir panjang sebelum memutuskan untuk berlibur.

"Perlu adanya pertimbangan dalam memilih kegiatan di masa liburan panjang dengan kebijaksanaan yang dibangun dari masing-masing individu untuk sebisa mungkin meminimalisasi kontak dan kerumunan,” kata dia.