Bagikan:

JAKARTA - Wapres Argentina Cristina Fernández selamat dari percobaan pembunuhan Kamis 1 September malam. Padahal senjata sudah diarahkan persis di depan wajahnya.

Sang pembunuh gagal menjalankan aksinya. Pistolnya tidak meletus dari jarak yang sangat dekat dengan target.

Insiden ini bikin geger Argentina.

Wakil Presiden Cristina Fernández tidak terluka sedikit pun dalam insiden itu. Pasukan keamanan yang 'kecolongan' langsung mengamankan Cristina Fernández.

Pria itu berusaha membunuh wakil presiden saat dia dikelilingi oleh kerumunan besar pendukung di luar kediamannya di Buenos Aires sekitar pukul 9 malam waktu setempat, kata Presiden Alberto Fernández.

Dari rekaman video yang beredar di media sosial, saat itu sang wakil presiden sedang menyapa para pendukungnya di dekat kendaraan putih. Dari kerumunan, tiba-tiba muncul sebuah tangan memegang pistol dan mengarah ke wajahnya.

Tangan itu tampaknya menarik pelatuk beberapa inci dari wajahnya dan terdengar bunyi klik, tetapi tidak ada tembakan yang keluar. Massa kemudian berbalik dan menjatuhkan pria bersenjata itu.

Pistol itu diisi dengan lima peluru, menurut presiden.

"Seorang pria mengarahkan senjata api ke kepalanya dan menarik pelatuknya," katanya dalam siaran nasional setelah insiden tersebut, dikutip dari NBC News.

Terduga penyerang, yang diidentifikasi pihak berwenang sebagai pria berusia 35 tahun asal Brasil, dengan cepat ditangkap oleh polisi dan senjatanya disita. NBC News belum memverifikasi identitas pria itu. Tidak segera jelas apakah dia memiliki perwakilan hukum atau apa motifnya.

"Kita boleh tidak setuju, kita bisa memiliki perbedaan pendapat yang mendalam, tetapi dalam masyarakat demokratis ujaran kebencian tidak dapat terjadi karena itu melahirkan kekerasan dan tidak ada kemungkinan kekerasan hidup berdampingan dengan demokrasi," kata presiden.

"Wakil presiden kami telah diserang dan sosial kedamaian telah terganggu."

Fernández, wakil presiden, sebelumnya menjabat dua periode sebagai presiden negara itu dari 2007 hingga 2015. Dia adalah sosok yang kuat secara politik dan terpolarisasi di Argentina.

Dia menghadapi tuduhan atas dugaan korupsi selama masa jabatannya sebagai presiden, tuduhan yang dia bantah secara konsisten dan keras.