DENPASAR - Korban meninggal dunia akibat ledakan kompor gas di upacara Ngaben massal di Gianyar, Bali bertambah jadi 3 orang.
Korban I Kadek Dwi Putra Jaya (30) mengalami luka bakar 74 persen. Korban ledakan saat Ngaben massal ini sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Dr IGNG Ngoerah, Denpasar atau RSUP Sanglah.
"Di mana (korban) mengalami luka bakar lebih dari 74 persen ditambah lagi dengan adanya tanda-tanda trauma jalan nafas. Angka kematian pada kasus luka bakar di atas 50 persen itu cukup tinggi," kata staf medis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSUP Prof IGNG Ngoerah, Agus Roy Rusly Hariantana Hamid, Senin, 29 Agustus.
Korban meninggal karena gagal napas akibat faktor metabolik luka bakar. Luka tersebut tidak bisa ditutup segera dengan jaringan kulit yang sangat minim.
"Luka bakarnya itu sampai grade tiga, sampai ke dalam otot sehingga sangat sulit sekali mengembalikan jaringan yang sudah mati. Kedua, untuk menggantikan jaringan yang mati itu, tidak ada donor pada pasien itu," jelas Agus.
BACA JUGA:
Korban sempat menjalani operasi pembuangan jaringan mati. Namun kondisi pasien memburuk karena tidak ada kulit korban yang bisa menggantikan jaringan kulit mati yang dibuang.
"Dari permasalahan itu pada pasien ini juga kami dapatkan dengan hipertensi sebelum pasien dirawat dengan luka bakar. Jad ada tanda-tanda tekanan darah yang cukup tinggi di mana hal ini secara metabolik juga ikut berpengaruh dengan kondisi pasien," papar Agus
Pasien dinyatakan meninggal pada Sabtu, 27 Agustus setelah tim medis memasang alat bantu napas hingga melakukan resusitasi jantung paru otak atau RJPO.
"Kami lakukan penanganan gagal napas dan gagal jantung sampai dua (dan) tiga kali siklus setiap 15 menit, sehingga pasien dinyatakan meninggal pada pukul 23.45 WITA,” ujarnya.