KENDARI - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Tenggara minta kepada seluruh masyarakat di wilayah provinsi ini agar mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem hingga 28 Agustus.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Kendari Sugeng Widarko mengatakan pihaknya mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan dan tinggi gelombang di sebagian wilayah kabupaten/kota dan perairan di Sultra.
"BMKG Sulawesi Tenggara memprakirakan potensi cuaca ekstrem, curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dengan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah Sultra hingga 28 Agustus 2022," katanya dilansir ANTARA, Sabtu, 27 Agustus.
Cuaca ekstrem hari ini, 27 Agustus berpotensi terjadi di Kota Kendari, Kabupaten Konawe kepulauan, Konawe Selatan, Konawe Utara, Konawe, Buton Utara, dan Kabupaten Kolaka Timur.
Potensi cuaca berupa angin kencang yang dapat mencapai di atas 20 knot, sehingga berpotensi terjadi gelombang tinggi berkisar 1,25 sampai 2,5 meter yang dapat terjadi di perairan Baubau bagian utara dan selatan: perairan Manui Kendari bagian barat.
Selanjutnya di Teluk Tolo bagian barat dan timur; perairan Banggai bagian selatan; laut banda timur Sultra bagian utara, timur, barat dan selatan; perairan selatan Wakatobi bagian barat dan timur; serta di perairan utara Wakatobi bagian barat dan timur.
Sementara pada 28 Agustus 2022 cuaca ekstrem dapat terjadi di wilayah Kabupaten Konawe Utara dan Konawe.
Potensi cuaca berupa angin kencang yang dapat mencapai di atas 20 knot, sehingga berpotensi tinggi gelombang mencapai 2,5 meter dapat terjadi di perairan Manui Kendari bagian Timur; Laut Banda Timur Sultra bagian utara, timur, barat dan selatan; Perairan Selatan Wakatobi bagian Barat dan Timur serta di perairan utara Wakatobi bagian barat dan timur.
BACA JUGA:
Kondisi tersebut dipicu oleh peningkatan aktivitas dinamika atmosfer seperti aktifnya gelombang equatorial type Low dan Rosby di Sulawesi Tenggara. Bersamaan dengan itu massa udara basah lapisan rendah terkonsentrasi di wilayah Sultra sampai lapisan 700 mb mencapai 70 - 90 persen.
Selanjutnya, index labilitas ringan sampai sedang dan pola konvektif skala lokal di wilayah Sulawesi Tenggara, beserta hangatnya suhu muka laut di wilayah sekitar Sulawesi Tenggara terutama bagian Perairan Baubau, Wakatobi, Manui Kendari dan Laut Banda sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan cukup tinggi.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada khususnya akan dampak dari curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
"Harap diperhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran dan dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Sugeng.