<i>Online Scam</i> Marak, Keberangkatan PMI Nonprosedural ke Sihanoukville Kamboja dari Medan Digagalkan
DOKUMENTASI/Sebanyak 14 WNI korban penipuan perusahaan "online scam" dari Kamboja dipulangkan ke Indonesia pada Senin (8/8/2022). ANTARA/HO-Kemlu RI

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah menggagalkan keberangkatan 214 pekerja migran Indonesia (PMI) nonprosedural dari Medan, Sumatera Utara, menuju Sihanoukville, Kamboja.

Menurut Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha, ratusan PMI tersebut kemungkinan besar adalah korban penipuan berbasis daring (online scam) yang dijanjikan pekerjaan di Kamboja tetapi tanpa melalui prosedur yang benar.

“Ini menunjukkan bahwa proses perekrutan dan pemberangkatan (PMI) secara non prosedural masih terus terjadi,” katanya dilansir ANTARA, Kamis, 25 Agustus.

Menyusul digagalkannya keberangkatan para PMI tersebut, Kepolisian Daerah Sumatera Utara juga menangkap tiga orang perekrut.

Penangkapan tersebut diapresiasi oleh Kemlu, yang mendorong agar langkah-langkah deteksi dini dan penegakan hukum secara intensif dapat terus dilakukan untuk menekan jumlah korban online scam di luar negeri. Pasalnya, kata Judha, kasus WNI yang menjadi korban online scam di Kamboja jumlahnya terus meningkat.

Pada 2021, KBRI Phnom Penh telah menangani dan memulangkan 119 WNI korban online scam. Sementara pada periode Januari-Agustus 2022, jumlah WNI korban online scammelonjak menjadi 446 orang, termasuk di antaranya 241 orang yang sudah dipulangkan ke Indonesia.

“Kasus serupa tidak hanya terjadi di Kamboja, tetapi juga di Laos, Myanmar, Vietnam, dan Filipina,” tutur Judha.

Dia menjelaskan penanganan kasus online scam yang menargetkan WNI telah dilakukan dari tingkat teknis dengan kerja sama kementerian dan lembaga terkait seperti Kemlu, Kemenhub, Kemnaker, Polri, BP2MI.

Upaya tersebut juga dilancarkan melalui diplomasi tingkat tinggi yang dilakukan Menlu RI dalam pertemuan dengan Mendagri Kamboja dan Kepala Kepolisian Kamboja beberapa waktu lalu.

Selain itu, Judha menegaskan bahwa langkah-langkah pencegahan perlu terus dilakukan secara aktif oleh masyarakat umum.

“Tidak bosan-bosannya kami menyampaikan kepada masyarakat agar memahami modus-modus penipuan antara lain melalui sosial media, dengan iming-iming gaji tinggi tanpa minta kualifikasi, tidak dapat memverifikasi kredibilitas perusahaan,” ujar dia.

Ia pun mengimbau masyarakat agar tak segan melaporkan jika mengetahui ada keberangkatan PMI secara nonprosedural.

“Bekerja ke luar negeri harus melalui prosedur yang benar, berangkat dengan menggunakan visa kerja dan tidak menggunakan bebas visa kunjungan wisata,” ujar Judha.