Tegasnya Jenderal Hoegeng: Mantan Kapolri Jujur yang Bisa Basmi Bandar Judi di Medan yang “Dilindungi” Polisi
Mantan Kapolri, Jenderal Hoegeng Imam Santoso (Instagram)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Isu kasus perjudian yang dilindungi oknum aparat kepolisian terus menuai perhatian. Kasus ini terus terulang dan menjadi salah satu hal yang diperangi polisi. Sayangnya kasus serupa terus bermunculan, bahkan sempat terjadi di era Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso.

Jendral Hoegeng adalah Kepala Kepolisian Negara (kini berubah jadi Kapolri) yang dilantik pada tahun 1968 menggantikan Soetjipto Joedodihardjo. Selama menjadi Kapolri, Jendral Hoegeng dikenal sebagai aparat polisi yang tegas dan jujur.

Hoegeng juga dikenal sebagai polisi yang jujur, bersih dan konsisten dalam menjalankan tugas, menegakkan hukum, memperbaiki situasi dan kondisi serta citra jati diri polisi di mata masyarakat.

Jabatannya sebagai Kepala Kepolisian dimanfaatkan dengan sebaiknya untuk memperbaiki Korps Bhayangkara. Salah satu yang jadi perhatiannya adalah kasus perjudian.

Jenderal Hoegeng di Medan

Kisah Kapolri ke-5 dalam memerangi kasus perjudian sempat diceritakan dalam autobiografi yang berjudul Hoegeng Polisi Idaman dan Kenyataan karta Ramadhan KH (1993).

Pada tahun 1956 Hoegeng dipindahtugaskan dari Surabaya ke Medan, Sumatera Utara. Kala itu wilayah penugasan tersebut dikenal sebagai daerah penyelundupan barang ilegal, banyak perampokan, dan juga perjudian.

Hoegeng yang kala itu menjabat sebagai Kepala Direktorat Reskrim akhirnya tiba di Medan. Baru saja tiba di Pelabuhan Belawan, orang suruhan bandar judi mulai mendekatinya. Mereka menawarkan mobil dan rumah sebagai hadiah dari pengusaha judi. Bukan tanpa alasan mereka memberikan rumah.

Suap dari Bandar Judi

Di Medan memang belum ada rumah karena saat itu rumah dinas masih dihuni oleh pejabat polisi yang lama. Dengan tegas namun halus, Hoegeng menolak suap tersebut. Ia memilih tinggal di Hotel De Boer semabari menunggu rumah dinasnya tersedia.

Rumah dinas Hoegeng tersedia dua bulan kemudian. Saat menghuni rumah dinas di Jalan Rivai Hoegeng terkejut karena rumahnya sudah berisi barang mewah seperti kulkas, sofa, bahkan piano. Di masa itu pejabat tak memiliki piano, namun Hoegeng mendapatkannya.

Ternyata barang mewah itu berasal dari bandar judi. Hal itu diketahui karena ia ditemui oleh utusan bandar yang juga ditemuinya di Pelabuhan Belawan. Tahu hal tersebut, ia segera memerintahkan bawahannya untuk mengeluarkan barang mewah tersebut dari rumah dan dibuang begitu saja.

Jenderal Hoegeng Berantas Judi

Aris Santoso dkk dalam Hoegeng: Oase Menyejukan di Tengah Perilaku Koruptif Para Pemimpin Bangsa mengatakan bahwa bisnis perjudian dan suap di Medan bisa berjalan karena adanya beking dari oknum tentara dan kepolisian yang dibiarkan.

Hoegeng bahkan yakin jika kasus tersebut diusut, orang di balik kejahatan tersebut adalah pemodal “China Medan”, sedangkan oknum polisi dan tentara hanya kacung mereka.

“Sebuah kenyataan yang amat memalukan,” ucap Hoegeng dengan geram.

Selama menjabat sebagai Reskrim sudah tak terhitung lagi berapa banyak kasus penyelundupan dan perjudian yang dibongkar. Ia juga menangkap beberapa orang China yang terlibat dalam perjudian serta menangkap basah anggota tentara atau polisi yang menjadi backing usaha haram tersebut.

Jendral Hoegeng bersama timnya juga pernah menggerebek arena perjudian yang menempati rumah tingkat dua. Rumah tersebut dibeking oleh oknum tentara. Ia tak gentar menghadapi para oknum tersebut. Ia kemudian bekerja sama dengan Panglima TT Bukit Barisan Kolonel Maludin Simbolon yang dikenal sebagai tentara yang terkenal bersih dan antikorupsi.

Itulah kisah Jenderal Hoegeng yang melawan perjudian dibeking polisi di Medan. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, kunjungi VOI.ID.