Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP Front Pembela Islam (FPI) Slamet Maarif menjelaskan baliho atau spanduk Rizieq Shihab yang bertebaran di berbagai wilayah dan berujung pencopotan oleh pasukan TNI, bukan dipasang FPI.

Menurut Slamet, spanduk Rizieq Shihab dipasang oleh pengikut Rizieq. Spanduk tersebut, menurut Slamet, dipasang sebagai ucapan penyambutan selamat datang saat kembali ke Indonesia.

"Spanduk yang dicabut itu bukan kita yang pasang, tapi umat yang pasang. Isi spanduk ucapan selamat datang IB HRS dan beliau sudah ada di Tanah Air," kata Slamet kepada wartawan, Jumat, 20 November.

Slamet juga menyayangkan sikap Pangdam Jaya yang menurutnya terlalu menghakimi FPI. Menurutnya, TNI tidak boleh diadu domba dengan ulama. Namun, Slamet tidak menyebut siapa pihak yang mengadu domba kedua pihak.

"Saya menasihati TNI bahwa TNI didirikan oleh ulama (Jenderal Soedirman) dan dari dulu menyatu dengan umat Islam. Jadi, TNI jangan mau diadu dengan ulama dan umat Islam," ungkapnya.

Sementara itu, Juru bicara FPI Munarman menyayangkan tindakan aparat TNI yang mencopot baliho dan spanduk bergambar Rizieq Shihab di berbagai wilayah.

Kata Munarman, pencopotan baliho dilakukan atas perintah Presiden Joko Widodo. Ia menganggap, keputusan Jokowi ini akan menakut-nakuti anggota FPI dan rakyat.

"Kebijakan politik negara yang langsung diputuskan oleh Presiden saat ini adalah pencopotan spanduk, baliho. Itu nakut-nakutin FPI dan rakyat," kata Munarman terpisah. 

Munarman menyebut, tindakan ini merupakan operasi militer selain perang (OMSP) yang diperintahkan langsung oleh presiden. Munarman juga menyayangkan kenapa pencopotan baliho tersebut dilakukan oleh pasukan super elite. 

"Sayang juga, pasukan yang dikerahkan ke Petamburan itu adalah pasukan super elite. Prajurit yang dibentuk untuk menjadi prajurit elite itu mahal investasinya. Sayang kalau digunakan untuk menakut-nakuti rakyat," ungkap Munarman.

Diketahui, sejumlah video orang berbaju loreng tampak menurunkan spanduk FPI yang bertuliskan 'Di Bawah Komando Imam Besar' yang bergambar Rizieq menggunakan sorban berwarna hijau dan memakai baju berwarna putih. Video ini berdurasi 11 detik dan memperlihatkan sejumlah orang dengan baju loreng memotong tali yang mengikatkan spanduk ini di tiang bambu.

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman menyebut tindakan tersebut atas perintahnya. "Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung usai melaksanakan kegiatan apel kesiapan bencana dan pilkada serentang di Monas.

Perintah ini dikeluarkan menyusul spanduk bergambar Rizieq yang telah diturunkan oleh Satpol PP namun tak lama dipasang lagi. Lagipula, setiap masyarakat yang ingin memasang baliho seharusnya taat dengan aturan yang berlaku termasuk lokasi pemasangannya dan harus membayar pajak.

"Siapa pun di Republik ini, ini negara hukum. Harus taat kepada hukum. Kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, dan tempat ditentukan. Jangan seenaknya sendiri seakan dia yang paling benar. Enggak ada itu," tegasnya.