Bagikan:

DENPASAR - Tim forensik RSUP Prof Ngoerah (sebelumnya RSUP Sanglah) telah menyerahkan hasil autopsi jenazah wanita bernama I Gusti Mirah Agung Lestari (42) yang sebelumnya ditemukan di tepi jalan, Jalan Denpasar-Gilimanuk ke Laboratorium Forensik Polda Bali.

"Waktu autopsi standar dua sampai tiga jam, tadi sekitar itu, tapi kami masih memerlukan pemeriksaan lain jadi ada beberapa sampel yang harus kami periksa ke Labfor Polda Bali," kata Kepala Instalasi Forensik RSUP Prof Ngoerah Dr. Kunthi Yulianti di Denpasar dikutip ANTARA, Rabu, 24 Agustus.

Dokter mengatakan jenazah wanita asal Desa Buduk, Mengwi, Badung itu diautopsi sejak pukul 09.00 WITA pagi tadi, setelah sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan luar.

"Kami menerima jenazah kemarin malam, Selasa (23/8) pukul 20.28 WITA yang kemudian dilakukan pemeriksaan luar dan dilanjutkan autopsi tadi. Kondisi jenazahnya sendiri memang mulai pembusukan, kita tidak bisa pastikan karena pemeriksaan Labfor menentukan itu luka sebelum kematian atau setelah kematian," ujar Dr. Kunthi.

Hasil dari autopsi timnya hari ini telah diserahkan kepada Labfor Polda Bali untuk didalami penyebab kematiannya, dan kemudian dianalisa antara hasil laboratorium dan temuan autopsi.

"Selesai pemeriksaan Labfor rata-rata tiga sampai empat minggu di Polda. Hasilnya lama karena perlu laboratorium, nanti Labfor yang bertanggungjawab terhadap pemeriksaan. Kita masukan analisis kita tentang sebab matinya, dengan tambahan uji patologi dan anatomi. Untuk sampelnya banyak, dari organ dan dari yang kita curigai sesuatu," kata dia.

Dr. Kunthi menuturkan, umumnya orang Indonesia yang hidup di iklim tropis jika meninggal maka jenazahnya akan mengalami pembusukan rata-rata 24 jam pasca kematian, secara alami tubuhnya akan semakin membusuk seiring waktu, sama halnya dengan tubuh Gusti Mirah.

"Iya karena sudah mengalami pembusukan (jenazah Gusti Mirah) artinya sudah lebih dari 24 jam, namun untuk waktu kematiannya belum dipastikan, nanti setelah hasil autopsinya diberikan penyidik," katanya.

Setelah dilakukan autopsi, dokter RSUP Prof Ngoerah itu mengatakan jasad Gusti Mirah masih berada di rumah sakit, sembari menunggu keputusan keluarga untuk melanjutkan prosesi keagamaan.

"Saya bilang ke penyidik kalau sudah ambil semua sampel, kalau dari penyidik juga sudah maka sudah bisa diserahkan kepada keluarga jadi tidak harus menunggu hasil autopsi selesai. Tadi sudah ngomong-ngomong tapi masih rembugan (diskusi) keluarganya," kata Kepala Instalasi Forensik tersebut.

Sebelumnya, diketahui dari Kasatreskrim Polres Jembrana AKP M Reza Pranata, korban Gusti Mirah merupakan pegawai bank daerah yang ditemukan tewas di pinggir jalan Jalan Denpasar-Gilimanuk, Dusun Sumbersari, Desa Melaya, Jembrana.

Korban pertama kali ditemukan pada Selasa kemarin (23/8) oleh warga bernama Hikmah (55) dan Usman (60) yang sedang melintas, setelah sebelumnya dilaporkan hilang sejak Minggu (21/8) saat hendak pulang ke rumahnya dari arah Jimbaran, Badung.