JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta akan membangun sistem pengelolaan air limbah domestik atau Jakarta Sewerage System (JSS) pada tahun depan. Pembangunan JSS dikerjakan secara kolaborasi bersama Kementerian PUPR.
Pada tahap awal, pemerintah akan membangun JSS zona 1 dengan anggaran Rp185 miliar yang bersumber dari APBD DKI Jakarta. Pembangunan juga melibatkan Japan International Cooperation Agency (JICA).
"JSS ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional dan Kegiatan Strategis Daerah Provinsi DKI Jakarta," tulis Pemprov DKI dalam akun Instagram dkijakarta, dikutip Selasa, 23 Agustus.
Proyek pembangunan sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat (SPALD-T) skala perkotaan di Provinsi DKI Jakarta ini terdiri dari pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan jaringan perpipaan.
Ditargetkan, JSS zona 1 akan mampu melayani pengelolaan air limbah pada sejumlah wilayah, yakni Kecamatan Tambora, Kecamatan Taman Sari, Kecamatan Gambir, Kecamatan Tanah Abang, Kecamatan Sawah Besar, Kecamatan Penjaringan, dan Kecamatan Pademangan.
Nantinya, JSS akan beroperasi dengan menggunakan teknologi anoxic anaerobic oxic dan membrane bioreactor. Pembangunan yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2027 ini memiliki kapasitas IPAL sebesar 240 ribu meter kubik per hari.
Terdapat sejumlah fungsi dalam pengoperasian JSS, yakni memperbaiki kualitas air dan mencegah penyakit bawaan air. Kemudian, meningkatkan cakupan pengelolaan dan akses pelayanan air limbah melalui sistem perpipaan dan interceptor.
BACA JUGA:
"JSS juga bertujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan khususnya kualitas air permukaan, air tanah, dan sumber alternatif air baku," tulisnya.
Selain itu, JSS juga bermanfaat sebagai sarana edukasi masyarakat untuk berpartisipasi menciptakan lingkungan yang sehat dalam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan aktivitas rumah tangga lainnya.