JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sudah 25 tahun mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan berkode saham TLKM tersebut saat ini memiliki kapitalisasi pasar di angka Rp315 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam sambutannya saat Seremoni 25 Tahun IPO Telkom, Kamis 19 November mengatakan, Telkom adalah salah satu perusahaan pelat merah terbesar merupakan perusahaan terbesar. Bidang bisnis Telkom pun menurutnya, adalah yang paling mampu mendorong perubahan di era pandemi seperti sekarang ini.
Di sisi lain, Erick berbicara mengenai fluktuasi yang dialami saham TLKM, termasuk ketika saham TLKM pernah anjlok beberapa waktu lalu karena karena kritik pedasnya. Namun, Erick berdalih, hal itu ia lakukan demi memberi semangat kepada perusahaan telekomunikasi terbesar di Tanah Air itu.
"Mohon maaf, saya pernah bicara keras bukan karena tidak sayang, justru karena saya sayang. Terbukti hari ini, dengan diskusi bersama dan kemauan bersama jajaran Telkom, kapitalisasinya langsung naik menjadi Rp317 triliun," ujar Erick.
Erick menambahkan, naiknya kapitalisasi pasar karena memang investor itu tidak bodoh. Para investor percaya pada perusahaan yang punya strategi jangka panjang dan bisa beradaptasi atas perubahan yang ada, seperti yang dilakukan Telkom.
BACA JUGA:
Erick pun menantang jajaran direksi dan komisaris yang tengah menjabat saat ini untuk mengembalikan kapitalisasi pasar Telkom ke posisi Rp450 triliun.
"Kita harus kembalikan Telkom ke marawahnya. Saya yakin kaptilasisasi pasar yang ada di Telkom kita bisa kembali seperti waktu itu Pak Setyanto (mantan Dirut Telkom) me-listing-kan TLKM" paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, tantangan tersebut dia berikan karena Erick sudah melakukan transformasi besar-besaran di Kementerian BUMN. Hal ini pun menurutnya, telah menunjukkan hasil positif di pasar modal.
Dia membandingkan penguatan antara kinerja indeks IDX BUMN-20 dengan indeks LQ45. IDX BUMN-20 menguat sekitar 19,37 persen selama enam bulan terakhir, sementara indeks LQ45 hanya naik 10,77 persen dalam periode yang sama.
"Ini artinya transformasi yang dilakukan jajaran BUMN sudah terlihat pengaruhnya di market," tegas Erick.