Di Depan Suharso Monoarfa, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron: Tunjukkan PPP Ini Partai Berketuhanan Bukan Berkeuangan
ILUSTRASI DOK VOI

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron mengingatkan partai politik, termasuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) harus menempatkan diri sebagai pilar demokrasi. Mereka tak boleh mengandalkan uang untuk memenangkan pemilihan umum (pemilu).

Hal ini disampaikan Ghufron saat mengisi kegiatan Politik Cerdas Berintegritas (PCB) yang diselenggarakan KPK, Senin, 15 Agustus. Kali ini, giliran PPP yang mendapat ‘wejangan’ dari KPK.

"Kita semua kadang lupa bahwa anda semua adalah pilar demokrasi, pilar Indonesia untuk mencapai keadilan," kata Ghufron seperti ditayangkan di YouTube ACLC KPK RI, Senin, 15 Agustus.

Dia mengingatkan kader PPP jangan sampai ikut-ikutan kelompok lain yang memanfaatkan politik uang untuk dicalonkan dan memenangkan pemilu. Ghufron menaruh perhatian karena kakeknya pada tahun 1979 pernah menjadi Ketua PPP DPC Sumenep, Madura, Jawa Timur.

"Tunjukkan bahwa PPP ini adalah partainya berketuhanan bukan berkuangan, pak. Karena kenyataannya sekarang seperti ragu, bahkan tidak percaya diri kalau tidak mempunyai modal mungkin tidak dipilih oleh ketua umum untuk mencalonkan diri," tegasnya.

"Mari tunjukkan, pak, buktikan bahwa yang akbar itu Allah bukan uang," sambung Ghufron.

Sementara itu, Suharso Monoarfa yang ikut dalam PCB mengatakan kegiatan ini diharap dapat menghentikan praktik korupsi. Dia bahkan mengatakan para calon legislatif maupun kepala daerah yang bakal maju diharuskan ikut pembekalan antikorupsi dari KPK.

Langkah ini, sambung Suharso, penting dilakukan karena PPP akan berjuang mencegah terjadinya korupsi.

"Kami salah satu partai politik yang berjuang untuk mencegah korupsi yang lebih luas mudah-mudahan kita bisa berkolaborasi dengan baik," ungkap Suharso.

"Mudah-mudahan pemilu yang akan datang itu pemilu yang cerdas pemilu yang benar-benar diikuti oleh bukan partai politiknya yang cerdas tapi juga pemilihnya yang cerdas. Apalagi, pemilu ke depan majoritynya yang masuk ke bilik suara adalah pemilih muda," pungkasnya.