Gerakan 10 Juta Bendera dari Sabang Sampai Merauke, Wamendagri Bagikan Bendera Merah Putih ke Warga Aceh
Wamendagri John Wempi Wetipo (baju merah tengah) bersama unsur pemerintah Banda Aceh dan provinsi Aceh serta tokoh masyarakat di Banda Aceh (ANTARA/Rahmat Fajri)

Bagikan:

BANDA ACEH - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo membagikan bendera Merah Putih kepada tokoh masyarakat, pemuda, pelajar hingga pejabat di Aceh sebagai tanda dimulainya gerakan 10 juta bendera dari Sabang sampai Merauke.

"Gerakan pembagian 10 juta bendera dalam rangka HUT ke-77 RI ditandai dengan kehadiran Bapak Mendagri di Merauke, dan hari ini saya di Aceh untuk gerakan yang sama," kata John Wempi Wetipo, di Banda Aceh dilansir ANTARA, Sabtu, 13 Agustus.

Program gerakan pembagian 10 juta bendera Merah Putih tersebut diinisiasi Kemendagri untuk menyemarakkan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia. Dimulai dari tiga kota yakni Merauke, Banda Aceh dan Surabaya.

Wetipo mengatakan program tersebut dilakukan agar pelaksanaan HUT RI pada 17 Agustus 2022 nantinya dapat berlangsung semarak. Karena itu dirinya mengajak masyarakat Aceh terus menggelorakan semangat kemerdekaan Indonesia.

"Seperti Bhinneka Tunggal Ika, meski kita berbeda-beda tetapi tetap satu. Saya dari timur Indonesia datang ke wilayah barat karena kita adalah satu yang tak dapat dipisahkan, NKRI harga mati," ujarnya.

Wetipo menyampaikan, gerakan 10 juta bendera tersebut juga sebagai upaya untuk membakar kembali semangat patriotisme masyarakat yang selama dua tahun ini tidak bisa merayakannya karena pandemi COVID-19.

"Ini juga sebagai gerakan untuk membangkitkan semangat masyarakat Indonesia kembali," kata Wetipo.

Sementara itu, Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq mengatakan Agustus bulan yang sangat istimewa bagi masyarakat Aceh. Selain peringatan Kemerdekaan RI, Aceh juga memperingati hari perdamaian antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Di mana, kesepakatan damai tersebut ditandatangani di Kota Helsinki, Finlandia (MoU Helsinki) bertepatan pada 15 Agustus 2005 dan menjadi penanda berakhirnya konflik bersenjata di Aceh.

"Momentum Agustus menjadi sangat penting bagi masyarakat Aceh. Karena bulan ini bukan hanya menjadi simbol kemerdekaan, tetapi juga merupakan perdamaian Aceh," kata Bakri Siddiq.

Bakri menyampaikan, antusiasme masyarakat untuk merah putihkan Banda Aceh sangat tinggi. Tercatat hingga hari ini sudah ada 5.550 bendera yang berkibar hingga ke sudut-sudut kota.

Semangat menyambut hari kemerdekaan ini, kata Bakri, menjadi bukti bahwa masyarakat Kota Banda Aceh begitu mencintai negeri ini, dan itu tak perlu diragukan lagi.

"Mencintai negeri yang kita bangun bersama, dan kita perjuangkan dengan darah, air mata, keteguhan hati, keberanian para pahlawan serta segenap masyarakat Indonesia," kata Bakri Siddiq.