Bagikan:

JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) jelas kritis dan berseberangan dengan Gubernur DKI Anies Baswedan. Pakem itu membuat dua kadernya akhirnya memutuskan keluar dan banting setir memilih untuk mendukung Anies.

Setelah Sunny Tanuwidjaja, orang dekat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, ada Surya Tjandra yang mendekat ke mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

Surya yang pernah menjabat Wakil Menteri (Wamen) Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan PSI putar haluan mendukung Anies sebagai calon presiden (capres) 2024.

Menurut aktivis Kolaborasi Warga Jakarta, Andi Sinulingga, langkah yang diambil Suuny dan Surya yang sama-sama mendukung Ahok dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 sudah tepat. Andi mengomentari alasan Surya keluar dari PSI yang terdapat dalam potongan video beredar di media sosial.

"Pendapat Surya ini satu contoh dari sekian banyak orang2 pendukung Ahok yang objektif, akal pikirannya jernih gak butek," komen Andi dalam akun Twitternya, @AndiSinulingga.

Dia menilai Surya bukan politikus yang mudah sakit hati ketika jagoannya kalah dalam kontestasi politik terdahulu. Kini Surya memiliki pandangan sendiri mendukung Anies yang dahulu rival Ahok.

"Hatinya jauh dari rasa pedih karena kalah pilkada, sehingga mutung [sakit hati] tiada akhir," sambungnya.

Sebelumnya, dalam video berdurasi 1 menit 29 detik, Surya menumpahkan alasannya mendukung Anies sebagai capres 2024.

Surya mengaku, awalnya dirinya bersama rekan-rekannya sempat salah menilai Anies yang menurutnya bakal membuat DKI Jakarta semrawut. Namun, kenyataannya Anies berkinerja dan membuat kebijakan sesuai ekspektasinya.

“Tapi setelah jadi gubernur, apakah ada tindakan diskriminatif dilakukan oleh Pak Anies terhadap orang Tionghoa kayak saya, terhadap orang Kristen kayak saya, saya nggak nemu ya. Atau ada program-program pembangunan yang dirusak, engga juga, dilengkapin," ujar Surya.