JAKARTA - Ketua Umum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Meyjen TNI (Purn) Saiful Sulun menandatangani nota kesepahaman dan membangun kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk mencegah persebaran radikalisme dan intoleransi di Indonesia.
"Nota kesepahaman antara BNPT-LVRI merupakan salah satu bentuk keikutsertaan kami membantu BNPT," kata Saiful ketika menyampaikan sambutan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman di Hotel Sultan, Jakarta, dikutip dari Antara, Senin 8 Agustus.
Berdasarkan keterangannya, Saiful memandang terorisme sebagai salah satu tindakan atau gerakan yang mendatangkan rasa takut kepada masyarakat. Selain itu, gerakan tersebut juga dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Lebih lanjut, terkait dengan radikalisme, Saiful memandang hal tersebut sebagai suatu gerakan yang berupa kekerasan, pemaksaan kehendak, menolak kebersamaan, dan lebih jauh ingin mengganti dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan dasar negara yang lain dan bukan Pancasila.
"Ini amat berbahaya. Bisa memecah belah persatuan bangsa," ucap Saiful.
Ia mengungkapkan dirinya merasa risau dengan situasi nasional saat ini. Kebebasan yang luar biasa, menurut Saiful, telah memunculkan berbagai ideologi yang berseberangan dengan Pancasila.
Salah satu isu yang menjadi perhatian dari Saiful adalah paham agama yang digunakan sebagai alat perjuangan.
"Seluruh lapisan telah mereka susupi, termasuk di bidang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi. Gerakan ini merupakan ancaman serius bagi bangsa Indonesia," ungkap Saiful.
BACA JUGA:
Dengan demikian, menurut Saiful, permasalahan ini tidak cukup apabila hanya diatasi oleh BNPT.
"Seluruh kekuatan nasional harus ikut serta mengatasi terorisme dan radikalisme, terutama oleh masyarakat Islam moderat," tutur Saiful.
Mantan Pangdam V/Brawijaya ini menegaskan bangsa Indonesia didirikan bukan atas dasar paham liberalisme, komunisme, maupun atas dasar paham agama.
"Negara ini didirikan oleh seluruh rakyat Indonesia, bukan oleh sebagian rakyat Indonesia. Negara ini milik seluruh rakyat Indonesia," ucapnya.
Oleh karena itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk memegang teguh Pancasila, karena Pancasila mempersatukan bangsa. "Dengan bersatu kita membangun negeri," kata Saiful.