Bagikan:

TEMANGGUNG - Para petani di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro wilayah Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu, 7 Agustus, menggelar tradisi ruwat rigen menjelang panen tembakau.

Ruwat rigen diawali kirab peserta dari 13 desa di Kecamatan Kledung dari lapangan Desa Kledung menuju Rest Area Kledung dipimpin oleh kepala desa masing-masing. Setiap desa membawa rigen serta nasi tumpeng dan ingkung.

Rigen adalah lembaran anyaman bambu berbentuk segi empat panjang yang digunakan petani untuk menjemur tembakau.

Ketua Panitia Ruwat Rigen Basori Setyawan menyampaikan ruwat rigen merupakan suatu tradisi masyarakat petani tembakau. Sebelum melakukan panen raya tembakau mereka mengadakan ruwat rigen.

"Rigen dibersihkan dengan cara dicuci dengan air dari Sendang Kamulyan," katanya.

Ia menyampaikan tujuan kegiatan ini sebenarnya masyarakat ingin berkumpul bersama, berdoa kepada Allah SWT agar panen tembakau tahun ini mendapatkan hasil yang maksimal, mendapatkan rezeki yang banyak, berkah dan barokah.

Pada ruwat rigen tersebut, Bupati Temanggung M. Al Khadziq secara simbolis menyiramkan air ke rigen yang dibawa oleh masing-masing desa.

Bupati Temanggung M. Al Khadziq menuturkan masyarakat Kecamatan Kledung melangsungkan selamatan menjelang panen tembakau yang dikemas secara adat dengan ruwat rigen.

"Ruwat rigen itu segala sesuatu yang berhubungan dengan pertembakauan, segala sesuatu yang berhubungan dengan panen tembakau," katanya.

Ia menjelaskan, rigen itu salah satu alat untuk mengolah tembakau.

Jadi kegiatan ini sebagai wujud harapan masyarakat agar panen tembakau tahun ini dapat berjalan dengan lancar, hasil baik dan harganya juga bagus sehingga menjadi rezeki bagi masyarakat.

Khadziq menuturkan, semua ikhtiar dalam bertani tembakau dilakukan supaya mendapat berkah dari Allah SWT.

Tradisi seperti ini membuktikan dekatnya masyarakat Temanggung antara ikhtiar dengan permohonan kepada Allah SWT.