JAKARTA - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Fadli Zon menilai kehadiran prangko dapat menjadi identitas suatu negara, seperti halnya uang.
Di saat suatu negara baru berdiri, maka membutuhkan alat tukar untuk pembayaran dan alat komunikasi tertulis berbentuk surat-menyurat konvensional. Kata Fadli, kehadiran prangko di suatu negara akan menunjukkan kapan negara tersebut berdiri dan dalam situasi seperti apa dinamika sosial-politik yang mengiringinya.
Selain sebagai identitas negara, menurut politisi Partai Gerindra tersebut, prangko juga dapat menjadi sarana second-track diplomacy. Second-track diplomacy adalah bentuk praktis dari aktivitas informal atau nonresmi pemerintah yang menghubungkan antarkelompok masyarakat (aktor nonnegara).
"Jadi perangko bukan hanya sebagai alat bayar untuk surat menyurat. Tetapi, juga bagian dari identitas, bagian dari second track diplomacy. Hubungan antar warga yang tidak hanya ada di masa teknologi informasi masih belum maju, tetapi juga sekarang pun tetap relevan karena bagian dari budaya material,” ujar Fadli Zon dikutip dari Parlementaria, Jumat 5 Agustus.
Fadli menerangkan saat belum menjadi Anggota PBB, Indonesia mencetak prangko di negara Philadelphia, Amerika Serikat. Sehingga, prangko dapat merekam beberapa peristiwa sejarah penting. Tidak hanya yang bersifat politik, seperti Pemilu, atau olahraga seperti Asean Games, namun hingga peristiwa pandemi COVID-19 juga terekam dengan baik di prangko.
Fadli berharap hobi filateli juga kian digandrungi anak muda saat ini. Hal itu ditunjukkan di beberapa sekolah di kota-kota besar di Indonesia yang mulai menghidupkan kembali hobi tersebut.
Hal itu dapat ini melatih ketekunan, ketelitian, dan juga mengedukasi karena orang dari suatu perangko tentang banyak peristiwa.
BACA JUGA:
“Di sekolah Al-Izhar ada klub filateli. Mereka dari SD mulai dilatih. Dari mana mendapatkan perangkonya? dari sejumlah platform online dia beli dari situ, dari kantor pos, dibeli kemudian dirangkai. Jadi kita berharap hobi ini terus berkembang dan bisa menjadi bagian dari edukasi dan pembinaan karakter terutama bagi anak-anak muda,” tutup Anggota Komisi I DPR RI itu.
Filateli adalah studi atau penelitian tentang prangko dan sejarah pos. Filateli juga mengacu pada kegiatan koleksi, apresiasi dan penelitian pada prangko serta produk filateli lainnya. Filateli melibatkan lebih dari sekadar pengumpulan prangko atau studi tentang prangko. Sehingga, seseorang bisa saja menjadi filatelis tanpa mengoleksi prangko. Misalnya, jika prangko yang dipelajari sangat langka atau hanya ada di museum.