JAKARTA - Kelompok Blok Politik Pelajar menilai Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tidak paham dalam menangani tugas pokoknya. Mereka mengibaratkan Kominfo laiknya toilet atau WC.
Hal itu disampaikan Blok Politik Pelajar usai menggelar aksi siram air pipis di depan Gedung Kominfo, Jakarta Pusat, pada hari ini, Senin 1 Agustus. Aksi itu sedianya dilakukan bersama publik yang ikut dalam seruan mereka di media sosial.
"Kominfo lebih pantas jadi WC ketimbang mengurus persoalan publik," tulis pernyataan Blok Politik Pelajar dalam akun Instagramnya, @blokpolitikpelajar, Senin 1 Agustus.
Sebelumnya, Blok Politik Pelajar mengajak publik untuk ikut dalam aksi melempar botol air pipis ke kantor Kominfo di Jakarta buntut dari menentang kebijakan pemblokiran sejumlah aplikasi dan situs.
Ajakan itu disampaikan Blok Politik Pelajar lewat akun Instagram dan Facebooknya. Meski demikian, aksi simbolis melepar botol air pipis bareng-bareng ke kantor Kominfo batal.
Pelaksanaanya hanya dilakukan perwakilan dari Blok Politik Pelajar. Namun, tidak dengan melempar tapi menyiram air pipis tepat di depan kantor Kominfo.
"Kendati Blok Politik Pelajar mengurungkan seruan "Ramai-Ramai Melemparkan Botol Pipis ke Kemkominfo", Kami tetap bertanggung jawab dengan datang ke lokasi dan melakukan aksi menyiram air pipis di Gedung Kominfo," ujar pernyataan Blok Politik Pelajar.
Aksi mereka dilakukan atas dasar luapan kekesalan terhadap kebijakan Kominfo yang memblokir sejumlah platform digital, seperti Steam, CSGO, Yahoo, Origin (EA), Steam, Dota, Xandr.com, Paypal hingga Epic Games.
Kominfo berdalih pemblokiran lantaran sejumlah Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) itu tidak terdaftar secara resmi di data pemerintah berdasarkan tenggat yang diberikan pada Rabu 20 Juli.
BACA JUGA:
Blok Politik Pelajar memastikan tidak ada penangkapan, kekerasan, dan kerusakan dalam aksi yang mereka gelar hari ini.
"Hal ini juga merupakan pesan pada Publik manapun bahwa kemarahan kepada Kekuasaan, terkhusus Kominfo tidak dapat dibendung. Semoga kita bisa menuangkan kegeraman ini beramai-ramai, di kemudian hari," demikian keterangan dari Blok Politik Pelajar.