Bagikan:

BULELENG - Angka populasi burung Jalak Bali atau Curik di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) semakin meningkat dengan upaya konservasi. Sebelumnya Burung Curik ini sempat langka di kawasan tersebut.

Pada tahun 2006, tidak ditemukan burung Jalak Bali di TNBB. Tetapi dengan konservasi melalui Unit Suaka Satwa atau penangkaran, Jalak Bali siap dilepasliarkan.

"Kalau sekarang sudah meningkat, sudah 452 ekor di alam. Kalau, tahun 2006 itu tidak ditemukan di alam dan tidak ada yang termonitor," kata Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat Agus Ngurah Krisna, Selasa, 26 Juli.

Pada tahun 2009, sejumlah penangkar menyerahkan Jalak Bali hingga dikembangbiakan. Setelah itu, burung Jalak Bali dilepasliarkan di hutan TNBB.

Selanjutnya pada 2018, jumlah populasi Jalak Bali tercatat 184 ekor dan kini sudah mencapai 452 ekor

"Kami melepasliarkan ada restocking (yang didapat dari) penangkar yang menyerahkan burungnya ke TNBB," sambung Agus.

"Kami siapkan habituasi dan kami lepaskan. Kami juga mengembangkan Unit Suaka Satwa burung-burung Jalak Bali yang diserahkan oleh penangkar, termasuk oleh kebun binatang di Surabaya yang difasilitasi oleh Asosiasi Pelestari Curik Bali (APCB). Kemudian dikembangkan dan anakannya itu yang dilepaskan ke alam," papar Agus.

CaBurung Jalak Bali/DOKUMENTASI Taman Nasional Bali Barat (TNBB)ption

CaptiBurung Jalak Bali/DOKUMENTASI Taman Nasional Bali Barat (TNBB)on

Burung Jalak Bali ditemukan Dr. Baron Stressmann, warga negara Inggris pada 24 Maret 1911. Setelah itu dilakukan penelitikan burung Jalak Bali mulai dari Desa Bubunan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, sampai dengan kawasan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, dengan perkiraan luas penyebaran 320 km.

Sebaran awal populasi berasal dari pesisir utara dan selatan Bali bagian barat menempati wilayah sekitar 300 km. Perkiraan populasi awal 300 hingga 900 ekor. Di tahun 1990 habitat Jalak Bali hanya menempati wilayah seluas 2-3 km di Teluk Kelor dan Berumbun, Kawasan TNBB. Sementara pada tahun 2001 hanya tersisa enam ekor.

"Karena kemudian berkembang pertumbuhan manusia dan meningkat pembangunan dan lain-lain. Lalu ada perburuan liar sehingga burung jalak Bali-nya hanya tinggal di TNBB. Karena di sana, sudah dilindungi," ujar Agus.

Dengan meningkatnya populasi Jalak Bali, ke depannya burung Curik ini lepas dari status critical endanger atau bahaya kritis dan masyarakat di kawasan TNBB.

"Karena sekarang dengan jumlah 452 itu penyeberannya sudah sampai ke kebun masyarakat dan perkarangan rumah masyarakat dan sudah dil uar kawasan hutan. Masyarakat tetap bersama-sama menjaga itu. Harapannya burung Jalak Bali ini bisa turun status dari critical endangered status konservasinya bisa turun,” kata Agius