Bagikan:

JAKARTA - Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati kembali berorasi saat aksi demonstrasi menolak UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Asfinawati menyebut mereka yang berani bersuara melakukan penolakan terhadap undang-undang ini merupakan pahlawan.

"Bagi saya, kawan-kawan adalah pahlawan yang sesungguhnya," kata Asfinawati dari atas mobil komando di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 10 November.

Bukan tanpa alasan dia mengatakan hal tersebut. Menurut Asfinawati, pahlawan adalah mereka yang berani bergerak dan bersuara meski mendapat penolakan dari banyak pihak.

"Pahlawan adalah orang yang berani, bukan hanya berani bergerak tapi berani melawan narasi, narasi yang mengatakan kita yang aneh, narasi yang mengatakan adalah tidak mungkin melakukan sesuatu," ungkap dia.

Asfinawati mengatakan UU Cipta Kerja merupakan bentuk kecil dari upaya jahat oligarki yang saat ini berkuasa. Sehingga, dengan bersatu menolak undang-undang itu diharapkan pemerintah bisa mendengar permintaan masyarakat yang menuntut agar UU Cipta Kerja dicabut.

"Sejarah mencatat tidak ada yang tidak mungkin. Semua yang tidak mungkin menjadi mungkin kalau kita melakukan gerakan," tuturnya.

Demo tolak UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda Jakarta, Selasa 10 November (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Terkait kondisi terkini di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada pukul 17.35 WIB sejumlah massa aksi dari Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) masih melakukan orasi menolak UU Cipta Kerja. 

Saat ini, massa aksi ada yang sedang membacakan puisi dari atas mobil komando. Rencananya Gebrak akan melakukan aksi hingga pukul 20.00 WIB.

Sementara di sisi jalan dari arah Jalan Medan Merdeka Barat ke Jalan Medan Merdeka Selatan, massa buruh dan mahasiswa yang tidak bergabung dengan Gebrak telah membubarkan diri.