DENPASAR - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan soal kasus baru COVID-19 subvarian Centaurus alias BA.2.75, yang awalnya ditemukan di India. Varian COVID-19 ini sudah ada di Jakarta dan Bali.
Di Bali, kasus itu terdeteksi pada satu Warga Negara Indonesia (WNI) pelaku perjalanan luar negeri dari Australia.
Sekretaris Daerah (Sekda) dan sekaligus Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mengatakan saat ini pasien di Pulau Bali sebagian besar tidak bergejala karena sistem imun tubuh pasien sudah kuat. Sedangkan capaian vaksinasi booster sudah di atas 70 persen.
Namun Dinkes Bali tidak menerangkan bagaimana WNI tersebut terpapar varian centaurus.
"Tidak ada yang sampai sakit. Ini kan dampak positif dari vaksinasi, jadi kita bisa saja terinfeksi tapi kita sudah vaksinasi, apalagi sudah booster maka pengaruhnya pada kesehatan (tidak signifikan). Karena, dalam tubuh kita sudah ada (imun) itu yang harus terus kita lakukan. Virus ini akan terus berkembang,”katanya di kantor DPRD Bali, Senin, 18 Juli.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo beserta menteri terkait membahas varian baru COVID-19 BA.2.75 yang saat ini sudah masuk di Indonesia dalam Rapat Terbatas Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Kepresidenan Jakarta.
"Kami juga meng-update kepada Bapak Presiden ada subvarian baru yang namanya BA.2.75, yang beredar di India dan sudah masuk ke 15 negara, dan ini sudah masuk Indonesia," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dilansir ANTARA, Senin, 18 Juli.
Budi menyampaikan varian BA.2.75 di Indonesia saat ini terdeteksi dua kasus, pertama di Bali karena kedatangan dari luar negeri dan kedua di Jakarta yang diperkirakan karena transmisi lokal dan sedang dicari sumbernya.
Meskipun demikian, Menkes Budi menyampaikan secara umum dari tingkat transmisi berdasarkan standar WHO, Indonesia masih berada pada level 1. Hanya DKI Jakarta yang pada level 3 dan Banten yang berada pada level 2.