JAKARTA - Pelancong dari luar negeri siap-siap akan dikarantina dengan penjagaan ketat oleh kepolisian ketika bertandang ke negara bagian Victoria, Australia. Hal itu dilakukan karena "program karantina ceroboh" yang gagal menahan laju penyebaran COVID-19 di Victoria.
Melansir CNA, Jumat, 6 November, program karantina sebelumnya justru menaikkan angka penularan. Kini, karantina di hotel dengan penjagaan ketat polisi sangat diberlakukan. Otoritas menilai hotel-hotel yang dijaga keamanan dari pihak swasta terbukti gagal meredam angka penularan virus dari Wuhan.
Oleh sebab itu, kepolisian kemudian dilibatkan sebagai bentuk pengendalian terhadap infeksi. "Kehadiran polisi 24/7 di tempat di setiap fasilitas karantina,” tulis empunya kebijakan.
Setali dengan pelibatan kepolisian sebagai penjaga tempat karantina. Empunya kebijakan kemudian meminta pensiunan hakim, Jannifer Coate untuk segera menyelidik terkait karantina ceroboh semenjak pemerintah pemerintah mulai serius melawan penyebaran COVID-19 pada Juli lalu.
BACA JUGA:
Tercatat, Coate akan menyampaikan laporannya akhir dari temuannya kepada otoritas setempat pada 21 September. Termasuk siapa yang membuat keputusan menyewa keamaan swasta dan menolak tawaran bantuan penjagaan tempat karantina dari kepolisian maupun militer.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Victoria, Jenny Mikakos dan pegawai negeri senior, Chris Eccles telah mengundurkan diri karena kasus karantina ceroboh. Apalagi, banyak bukti keterlibatan telah mengarah kepada mereka berdua.
Sejauh ini Australia telah mengonfirmasi 27.645 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 907 kasus meninggal dunia.