JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno bertandang ke Puncak Sikunir, Wonosobo.
Objek plesiran yang berada di Desa Sembungan tersebut masuk dalam 50 desa terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Sandiaga Uno mengungkapkan, perpaduan antara destinasi wisata alam Telaga Cebong dan wisata budaya Potong Rambut Gimbal merupakan daya tarik yang fantastis.
"Saya ingin berikan tepuk tangan kepada Astra yang telah menjadikan ini Tunas Kampung Berseri Astra. Sebagai mitra kita untuk membangkitkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Sandiaga didampingi Wakil Bupati Wonosobo, Drs M Albar, dalam siaran pers, Kamis 14 Juli.
Desa Wisata Sembungan, terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Desa itu merupakan desa tertinggi di pulau Jawa, berada pada ketinggian sekitar 2.300 Mdpl.
Lokasi Desa Sembungan sangat mudah dijangkau dari arah Wonosobo yaitu sejauh 24 kilometer atau dapat ditempuh dengan waktu 55 menit.
Puncak Sikunir merupakan destinasi ikonik yang menjadi unggulan. Objek wisata tersebut menawarkan keindahan pemandangan matahari terbit yang tiada duanya.
Untuk dapat menikmati sunrise di sana, wisatawan dapat mengunjunginya pada musim kemarau di mana cuaca cenderung lebih cerah dan tak berkabut.
Dalam perjalanan menuju puncak bukit, wisatawan akan disuguhkan pemandangan yang indah. Salah satunya adalah pemandangan Telaga Cebong.
BACA JUGA:
Hal itu merupakan telaga yang terjadi dari bekas kawah purba, dulunya memiliki luas sekitar 18 ha, akan tetapi lama kelamaan mulai menyempit dan tersisa sekitar 12 Ha.
Lokasi Telaga Cebong berada di sebelah barat Gunung Sikunir dengan bentuk menyerupai cebong/berudu, mungkin dari bentuk itulah akhirnya telaga ini diberi nama Telga Cebong.
Kemudian, ada air Terjun Sikarim. Itu merupakan curug tertinggi yang ada di Pulau Jawa karena memiliki ketinggian sekitar 125 meter. Airnya mengalir melewati tebing batu yang sangat tinggi, terdapat beberapa aliran air di tebing tersebut. Air yang mengalir tersebut berasal dari Telaga Cebong.
Sementara soal potensi seni dan budaya, desa tersebut memiliki beragam tarian, salah satunya Tari Angguk. Tari tersebut merupakan hiburan atau pendukung untuk menyemarakkan perhelatan, pernikahan atau nadir (membayar janji).
Lalu ada budaya Ruwatan Cukur Gimbal. Itu merupakan upacara pemotongan (cukur) rambut pada anak-anak berambut gimbal.
Ritual ruwatan yang diadakan pada tanggal satu suro menurut kalender jawa ini bertujuan untuk membersihkan atau membebaskan anak-anak berambut gimbal dari sukerta/sesuker (kesialan, kesedihan, atau malapetaka).
Soal kuliner, wisatawan dapat berburu Carica, Terong Belanda, dan Purwaceng. Di desa ini, para wisatawan juga dapat bermalam.
Tersedia 40 homestay dengan biaya sewa per kamar antara Rp250 ribu – 400 ribu. Fasilitas umum pun lengkap. Seperti halnya desa wisata yang lain, destinasi wisata di desa itu telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori.
Ada pun 7 kategori tersebut adalah; 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa.
Sandiaga mengungkapkan, Kemenparekraf berkomitmen untuk memasukan desa wisata sebagai program unggulan. Demokratisasi pariwisata dapat memberikan dampak pariwisata berkeadilan.