JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong para kepala daerah untuk menaruh perhatian yang besar terhadap pengembangan desa wisata, karena terbukti efektif dalam mendorong kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat.
Menparekraf Sandiaga mengatakan, desa wisata merupakan program unggulan karena terbukti sebagai pandemic winner. Kendati di tengah situasi pandemi, tingkat kunjungan wisatawan meningkat cukup signifikan.
"Pak Presiden secara khusus juga telah minta ke saya list (desa wisata). Beliau di setiap kunjungan kerjanya ingin melihat desa wisata ataupun kampung-kampung tematik," kata Sandiaga lewat keterangan resminya, Jumat, 27 Januari.
Dalam dua tahun terakhir, tingkat kunjungan wisatawan ke desa wisata meningkat 30 hingga 50 persen, terutama di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Sandiaga pun memberikan contoh Desa Wisata Tinalah di Kabupaten Kulonprogo, DIY, yang mana terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 3.300 wisatawan pada 2021 menjadi 6.000 wisatawan sepanjang 2022.
Kemudian, di Desa Wisata Sembungan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 105.000 wisatawan pada 2021 menjadi 140.000 wisatawan sepanjang 2022.
Berikutnya, di Desa Wisata Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 92.000 wisatawan pada tahun 2021 menjadi 99.000 wisatawan sepanjang tahun 2022.
Pemasukan diketahui turut mengalami kenaikan hingga 100 persen dari sebelumnya. Desa Wisata Tondok Bakaru di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, juga mendapatkan kunjungan hingga 11.000 wisatawan sepanjang 2022, yang mana puncaknya adalah saat masa Natal dan Tahun Baru yang mencapai 10.000 wisatawan.
"Kami harapkan desa wisata dapat mendorong capaian pergerakan wisatawan nusantara yang tahun ini ditargetkan mencapai 1,4 miliar pergerakan. Jadi, wisatawan dari kabupaten ke kabupaten ini harus terus kami dorong," ujar Sandiaga.
"Anggaran kami memang terbatas, tetapi kami harus lebih berkolaborasi. Saya mohon, desa wisata juga diberikan perhatian khusus," lanjutnya.
Selain desa wisata, Sandiaga juga mendorong agar kepala daerah dapat memaksimalkan penyelenggaraan event untuk menjadi daya tarik dan dipromosikan dengan baik.
Pemerintah daerah, kata Sandiaga, dapat berkolaborasi dengan Kemenparekraf, baik dalam hal dukungan kegiatan maupun pelatihan dan pendampingan.
Ia menjelaskan, KolaborAksi merupakan program yang rutin dilakukan Kemenparekraf untuk dapat menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah dengan melakukan sinergi program antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
BACA JUGA:
Dalam KolaborAksi kali ini hadir enam kepala daerah, di antaranya dari Kabupaten Aceh Barat, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Biak Numfor, dan Kabupaten Berau.
Dalam kesempatan itu, para kepala daerah menyampaikan potensi serta rencana program yang akan dijalankan dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah masing-masing.
"Ini merupakan kolaborasi pertama di tahun 2023. Setiap bulan, kami selalu mendorong langkah kolaborasi ini, karena kami bisa belajar dari beberapa daerah tentang pengembangan dan potensi dan bisa saling melengkapi," ungkap Sandiaga.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Vinsensius Jemadu mengatakan, dalam pengembangan infrastruktur, yang terdiri dari unsur 3A (Aksesibilitas, Atraksi, dan Amenitas), pemerintah daerah dapat memaksimalkan salah satu instrumen fiskal, yakni Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik.
Vinsen meminta agar pemerintah daerah dapat menyiapkan berbagai persyaratan yang dibutuhkan. "Apalagi daerah yang sudah masuk dalam lokpri (lokasi prioritas) sayang, kan, kalau sudah masuk lokpri, tetapi tidak dimaksimalkan, karena yang antre ini hampir 200 kabupaten/kota di tahun 2023," pungkasnya.