Bagikan:

JAKARTA - Pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia soal mendukung pasangan Puan Maharani-Anies Baswedan menuai pro dan kontra. Partai asal Puan Maharani pun mengingatkan Bahlil tak perlu bicara pilpres karena kapasitasnya sebagai pembantu presiden.  

Lantas, etiskah Bahlil sebagai menteri bicara soal pencapresan?

Pengamat komunikasi politik IPO Dedi Kurnia Syah menilai statement Bahlil sah-sah saja mengomentari soal capres cawapres. Menurutnya, celetukan Bahlil saat mengomentari hasil survei punya argumentasi sendiri untuk dunia investasi.  

"Bahlil bicara soal kandidasi Puan-Anies lebih pada statemen profesional melihat situasi politik saat ini, dan sah saja, tidak ada yang dilanggar melalui statemen itu, dan tidak pula mengurangi integritasnya sebagai anggota kabinet," ujar Dedi kepada VOI, Rabu, 13 Juli. 

"Ia bicara dalam forum yang memang terkait konstelasi politik, jika hendak mendalam, statement Bahlil punya argumentasi investasinya," sambungnya.  

Argumentasi itu menurut Dedi, soal pandangan Bahlil terkait upaya menghentikan polarisasi politik. Dalam kacamata Bahlil, kata dia, Puan dianggap punya kans besar meredam polarisasi itu jika bertemu dengan Anies Baswedan.

"Lebih lagi, Puan punya kapasitas kepemimpinan yang layak serta mapan. Jaringan partai yang ia miliki bisa memantik adanya pertemuan kandidasi dengan Anies Baswedan sebagai Cawapresnya, juga karena Anies selama ini dianggap dekat dengan kelompok Islam politik. Sehingga cukup rasional ujaran Bahlil yang menyatakan duet Puan-Anies menjadi celah untuk menghentikan polarisasi yang selama ini terbangun, keduanya akan saling melengkapi," kata Dedi. 

 Sebagai menteri, Bahlil dinilai tidak salah bicara soal siapa capres cawapres yang punya peluang menang. Sebab, tidak ada kerugian negara imbas dari pernyataan Bahlil.

"Offside-nya seorang menteri adalah ketika membuat kebijakan di luar pedoman kementeriannya. Sementara untuk statemen politik, mereka sama sebagaimana warga negara, punya hak setara," kata Dedi.

"Dan statement soal Capres Puan-Anies ini bukan tema yang dilarang, tidak ada kerugian negara selepas statement itu dimunculkan," imbuhnya. 

Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menilai, wacana menduetkan Ketua DPR Puan Maharani dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk Pilpres 2024 sangat bagus. Bahkan menurutnya, duet itu bisa memenangi pertarungan pilpres satu putaran.

Hal itu disampaikan Bahlil dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia bertajuk 'Evaluasi Publik Terhadap Kinerja Pemerintah Dalam Bidang Ekonomi, Politik, Penegakan Hukum, dan Pemberantasan Korupsi' pada Senin, 11 Juli. 

Awalnya, soal wacana menduetkan Puan-Anies tersebut merupakan pertanyaan untuk Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi. Sebelum Burhanuddin menjawab pertanyaan tersebut, Bahlil kemudian nyeletuk.

"Itu pasangan bagus (Puan-Anies) itu bisa satu putaran itu," celetuk Bahlil. 

Reaksi PDIP soal Bahlil Dukung Puan-Anies

 

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto, telah merespons pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang mendukung pasangan Puan Maharani dan Anies Baswedan terwujud di Pilpres 2024. Menurut Bambang Pacul, sapaan akrabnya, Bahlil adalah menteri investasi sehingga tidak pas bicara soal pilpres.

"Pak Bahlil standing positionnya sekarang adalah menteri investasi. Kemudian statement capres cawapres itu masuk akal enggak?," ujar Bambang di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 12 Juli. 

"Mari kita dudukan itu berarti dia sedang berpendapat awam, kelasnya sama dengan dikau (wartawan),” sambung elite partai banteng ini. 

Apalagi, lanjut Bambang, Bahlil juga tidak punya pengalaman dengan pemilu. Baik menjadi caleg, atau maju di Pilkada dan Pilpres.

"Mohon izin pak Bahlil belum pernah ikut pemilihan elektoral. Apakah dia anggota dewan, belum pernah elektoral. Apakah dia calon pilkada, belum pernah, capres cawapres belum pernah. Artinya dia belum mengikuti proses elektoral yang diperintahkan undang-undang kalau begitu dimana keahliannya masih question mark," tegas Ketua Komisi III DPR itu. 

Karena itu, Sekretaris Fraksi PDIP DPR itu meminta Bahlil tidak perlu bicara soal calon presiden dan calon wakil presiden Pemilu 2024. Karena menurut Bambang, Bahlil tidak punya pengalaman ikut pemilu. 

"Ngapain gotak gatuk. Kalau Bambang Pacul sudah ikut terus bos," pungkas Bambang Pacul.