Bagikan:

JAKARTA - Foto awan melingkar di Gunung Lawu, Merapi dan Merbabu banyak dibagikan di media sosial. Fenomena awan ini disebut biasa terjadi di daerah pegunungan.

“Awan lenticularis sering terjadi di daerah pegunungan. Ada yang seperti bunga kol, bentuknya seperti piring atau awan topi. Biasanya dia tidak bergerak, tetap pada tempat di mana awan terbentuk,” kata  Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Semarang, Iis W Harmoko dihubungi VOI, Kamis, 5 November.

Menurut dia, awan ini terbentuk karena arus angin yang mengalir dan mendapatkan hambatan di pegunungan. Arus udara disebut Harmoko kemudian bergerak vertikal menuju puncak. Dari situ terjadi kondensasi uap air menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung.

“Ketika naik, dia akan membentuk sesuai kontur puncak gunung,” sambung Harmoko.

Status Gunung Merapi

Sementara itu, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyebut bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus meningkat. Bahkan, saat ini status Gunung Merapi naik menjadi siaga atau level III.

"Aktivitas vulkanik terus meningkat hingga saat ini. Hal tersebut berdasarkan data hasil pemantauan aktivitas vulkanik, seperti kegempaan dan deformasi yang masih terus meningkat," kata Raditya dalam keterangan tertulis, Kamis, 5 November.

Hanik menyebut, kondisi ini dapat memicu terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif. Potensi ancaman bahaya dapat berupa guguran lava, lontaran material, dan awan panas sejauh 5 kilometer.

"BPPTKG melakukan pemetaan sektoral terkait prakiraan daerah bahaya. Hasilnya, ada 12 desa yang masuk dalam prakiraan, tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa Tengah," ucap Hanik.

Wilayah administrasi desa yang masuk di dalam prakiraan daerah bahaya di DIY yaitu Glagaharjo, Kepuharjo dan Umbulharjo yang berada di Kecamatan Cangkringan, Sleman. 

Di Provinsi Jawa Tengah, tiga kabupaten teridentifikasi memiliki wilayah-wilayah desa yang masuk dalam prakiraan daerah bahaya yaitu Magelang, Boyolali dan Klaten.

Sementara pada pada tingkat desa dan kecamatan yang masuk dalam tiga kabupaten tersebut adalah Ngargomulyo, Krinjing dan Paten di Dukun, Magelang, Tlogolele, Klakah dan Jrakah di Selo, Boyolali dan Tegal Mulyo, Sidorejo dan Balerante di Kemalang, Klaten.