Ganjar Pranowo Tolak Perpeloncoan Siswa: Kekerasan Sudah Enggak Zaman!
Ganjar Pranowo (Foto via Pemprov Jateng)

Bagikan:

JAKARTA - Tahapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah tahun ajaran 2022/2023 usai. Saat ini beberapa sekolah telah memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau sebelumnya dikenal Masa Orientasi Siswa (MOS).

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengimbau pihak sekolah mengawasi penuh pelaksanaannya. Ganajr tak ingin mendengar adanya kejadian perpeloncoan dialami para siswa baru.

“Kita mau pengenalan, ya kenalkan terhadap situasi dan kondisi sekolah,” tegas Ganjar dalam keterangannya, Selasa 12 Juli.

Menurutnya, di masa pengenalan ini, siswa baru perlu diberikan motivasi yang membangun semangat belajarnya. Selain itu, lanjut Ganjar, juga didorong untuk berprestasi.

“Agar semangat belajarnya konstan terjaga, bahkan ada keinginan atau motivasi untuk beprestasi,” katanya.

Gubernur menegaskan, hal itu jauh lebih penting daripada cara-cara lama dengan model ospek. Ganjar tidak ingin siswa baru menerima kekerasan atau semacamnya, seperti yang pernah terjadi di masa lalu.

“Teriak, kekerasan, udah nggak zaman. Maka ini harus ditinggalkan,” tegasnya.

Mantan anggota DPR RI mengatakan, para siswa baru ini bisa dikenalkan pada persiapan menghadapi situasi Pandemi yang masih tak pasti.

“Siap-siap lebih kreatif lagi, mungkin merdeka belajar juga bisa diterapkan ke anak-anak yang sekolah menengah, sehingga mereka punya pengalaman dan itu jauh lebih penting dibanding kalau kita bicara model galak-galakan kayak era zaman saya dulu,” tandasnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Uswatun Khasanah, menambahkan, hingga kini pemenuhan kuota siswa masih berjalan. Saat ini, kata Uswatun, sudah 99 persen terpenuhi dari total 217 ribuan kuota siswa.

“Sisanya hari ini sudah dikeluarkan surat edaran pemenuhan sekolah kepada pemangku wilayah,” kata Uswatun.

Imbauan juga disampaikan agar pemenuhan diprioritaskan bagi siswa dari keluarga tidak mampu. Kategori selanjutnya adalah dengan sekolah.

“Sekolah yang tidak terpenuhi sedikit sekali sekitar 0,75 (persen), dan itu di pinggiran semuanya. Dalam waktu lima hari ke depan insyaallah semua nanti terpenuhi,” ujarnya.

Terkait MPLS, Uswatun juga telah mengimbau seluruh satuan pendidikan naungan Pemprov Jateng untuk tidak ada kegiatan perpeloncoan.

“Di dalamnya juga terintegrasi muatan antiradikalisme dan intoleransi. Jadi tidak ada (perpeloncoan), dan kita imbau jangan ada yang aneh-aneh,” tandasnya.