JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani melakukan kunjungan ke Kampung Nelayan, Cangkol, Kota Cirebon, Jawa Barat. Dalam kunjungannya Puan dicurhati nelayan yang sulit mencari stok solar untuk melaut.
Di kampung nelayan Cangkol, tak semua warga berprofesi sebagai nelayan. Namun, rata-rata warganya bertaraf ekonomi menengah ke bawah.
Di kampung tersebut, Ketua DPR juga mengunjungi rumah-rumah warga. Salah satu rumah keluarga Sutarma yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang becak. Kondisi rumah Sutarma cukup memprihatinkan karena atapnya banyak yang rusak sehingga mengalami bocor parah apabila hujan tiba.
Puan mendorong agar Pemda Cirebon memberi perhatian pada warganya yang seperti Sutarma.
“Kita akan dorong pihak pemda untuk memberi perhatian,” ujar Puan di lokasi dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 4 Juli.
Mendengar hal itu, Sutarma berterima kasih pada Puan. “Terima kasih ibu, saya senang dikunjungi calon presiden,” kata Sutarma.
Selain mengunjungi rumah warga, Puan juga berdialog dengan 1.500 nelayan yang tinggal di lingkungan sekitar. Kata Puan, nelayan adalah elemen rakyat Indonesia yang sangat penting karena memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Kekayaan laut Indonesia yang luar biasa harus bisa membuat nelayan sejahtera,” ungkap Puan.
Mantan Menko PMK itu menegaskan nelayan harus memperoleh kemudahan fasilitas serta sarana prasarana untuk menunjang pekerjaannya. Sebab, kata Puan, nelayan merupakan salah satu pahlawan bagi kemajuan bangsa karena mereka bekerja demi menyediakan asupan gizi bagi masyarakat.
“DPR RI akan terus memperjuangkan agar nelayan makin sejahtera, yang berarti penghasilan meningkat dan bebannya berkurang,” tegas Puan.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian Puan. Mulai dari persoalan kapal, bahan bakar solar, cold storage, hingga asuransi yang dimiliki nelayan. Ia pun meminta nelayan menyampaikan aspirasinya.
Menyambut tawaran Puan, seorang nelayan bernama Mulyadi mewakili teman-teman satu profesinya. Ia menyampaikan nelayan setempat memerlukan jembatan untuk bersandar kapal sebab jembatan yang ada saat ini sudah amblas dan tidak layak.
Kesulitan nelayan lainnya adalah ketika hendak membeli solar untuk bahan bakar kapal di SPBU. Para nelayan harus membawa surat untuk membelinya, dan biasanya stok solar cepat habis.
“Suka dipingpong bu, lalu tidak ada solarnya. Kita asuransi kecelakaan dan kematian setiap tahun Rp 150 ribu/tahun, tapi bayar preminya susah. Nelayan juga butuh GPS genggam buat ngeplot arah pulang. Kita biasa pakai Garmjn tapi banyak yang rusak,” ungkap Mulyadi.
Mulyadi berharap Puan dapat memfasilitasi kebutuhan sarana prasarana nelayan dengan pihak pemerintah. Ia juga mengaku senang atas kunjungan cucu Proklamator RI Bung Karno itu.
“Suatu kenangan tak terlupakan bisa dikunjungi Mbak Puan. Saya doakan semoga jadi capres dan terpilih jadi presiden, memperhatikan para nelayan,” tambahnya.
BACA JUGA:
Puan pun lantas mengucapkan terima kasih untuk doa para nelayan. Ia juga mengatakan akan berusaha mencarikan solusi atas persoalan yang dihadapi nelayan di Cirebon, termasuk persoalan jembatan. Ia bahkan langsung meminta Ketua Komisi V DPR yang membidangi urusan infrastruktur untuk mengawal.
“Untuk jembatan, Pemkot koordinasi dengan Pak Lasarus Ketua Komisi V. Pompa bensin di sekitar Cangkol juga harus dipastikan solarnya ada. Insyaallah masalah-masalah tadi saya coba carikan solusinya,” kata Puan.
Ketua DPP PDIP itu juga sempat berbincang dengan istri para nelayan. Perbincangan Puan dengan ibu-ibu berlangsung cair.
“Ibu-ibu mukanya cerah semua. Cantik-cantik nggak kusam, padahal panas-panas gini. Apa resepnya bu?!,” goda Puan disambut tawa hadirin.
Tak lupa, Puan menyerahkan sejumlah bantuan bagi para nelayan. Selain sembako, bantuan yang diserahkan seperti alat tangkap ikan trammel net dan gill net, mesin kapal, serta ratusan ribu bibit ikan lele dan nila, serta jutaan benih udang vanamae.
“Saya berharap kedatangan saya memberikan manfaat. Bapak ibu harus semua sehat, jangan lupa divaksin, karena demi kesehatan bersama,” kata Puan.