Orang Tua Diminta Waspada MIS-C pada Anak Usai Terpapar COVID-19
ILUSTRASI UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira meminta para orang tua untuk mewaspadai multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) pada anak usai terpapar COVID-19.

"Pada saat fase akut memang 70 persen anak-anak itu mungkin gejalanya ringan bahkan sebagian tanpa gejala. Tapi kita tetap harus waspada sesudah itu kalau misalnya timbul gejala-gejala peradangan maka harus segera diperiksakan ke dokter," ujar Yogi dalam webinar Liburan Sehat, Anak Aman COVID-19 dikutip Antara, Rabu, 29 Juni.

Dia mengatakan, banyak yang berasumsi anak yang terinfeksi COVID-19 hanya tampak pada fase akut atau fase terinfeksi saja.

Padahal, lanjut dia, para dokter banyak menemukan adanya kondisi multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) pada anak usai terpapar COVID-19.

Kondisi MIS-C umumnya terjadi pada fase lanjut meski hasil PCR sudah negatif. Kondisi itu muncul dua hingga enam pekan setelah terpapar COVID-19.

MIS-C merupakan kondisi medis ketika bagian organ-organ tubuh pada anak mengalami peradangan atau inflamasi termasuk jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau organ pencernaan.

"Itu adalah sesuatu sindrom, peradangan hebat yang terjadi pada berbagai sistem organ, justru itu terjadi pasca COVID-19," tuturnya.

Yogi mengemukakan, jika anak terpapar COVID-19 dari fase akut menjadi kritis biasanya anak itu memiliki komorbid seperti penyakit jantung bawaan, ginjal kronik, defisiensi sistem imun.

Yogi menambahkan, MIS-C seringkali terjadi pada anak-anak yang imunitasnya baik. Tapi beberapa pekan atau bulan setelah COVID-19 teratasi baru timbul peradangan hebat.

"Jadi pada anak kita tidak hanya bicara pada fase akutnya saja. Justru pada saat PCR yang sudah negatif beberapa anak mengalami peradangan hebat sehingga yang paling utama adalah pencegahan," tuturnya.

Karena itu, lanjut Yogi, para orang tua diminta untuk memperhitungkan faktor risiko bila ingin bepergian bersama anak keluar rumah.

"Seandainya memang harus melaksanakan perjalanan mungkin mencari lokasi yang terbuka, ventilasinya terbuka, ada aliran udara. Walaupun outdoor saya tetap menyarankan untuk menggunakan masker untuk anak di atas dua tahun," tuturnya.