Tergencet Pandemi COVID-19 dan PSBB, Hero Supermarket Rugi Rp339 Miliar di Kuartal III 2020
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Salah satu peritel besar Tanah Air, PT Hero Supermarket Tbk mencatatkan kinerja buruk pada sembilan bulan pertama tahun ini. Emiten berkode saham HERO ini menderita kerugian mencapai Rp339,46 miliar pada kuartal III 2020.

Dikutip dari keterbukaan informasi HERO di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Sabtu 31 Oktober, Presiden Direktur HERO, Patrik Lindvall mengatakan, pihaknya terus menghadapi tantangan signifikan sepanjang kuartal ketiga.

"Akibat pandemi virus corona atau COVID-19, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan perubahan pola belanja pelanggan, penjualan kami menurun selama periode Januari-September," ujarnya.

Selama sembilan bulan tahun ini, tekanan pandemi berimbas pada menurunnya penjualan HERO. Tercatat, pendapatan mereka hanya mencapai Rp6,86 triliun di kuartal III 2020, atau anjlok 27,7 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang senilai Rp9,49 triliun.

Patrik lebih lanjut menuturkan, bisnis groseri, kesehatan dan kecantikan perusahaan secara signifikan terkena dampak negatif pandemi pada kuartal ketiga.

"PSBB menyebabkan perubahan dalam perilaku belanja pelanggan dan pola permintaan produk serta juga berdampak pada penurunan kunjungan ke toko-toko perseroan yang berada di dalam mal," ungkap Patrik.

Di sisi lain, ia menambahkan, bisnis perabot rumah tangga IKEA sedikit mengalami peningkatan mulai kuartal III dibanding dengan dua periode sebelumnya. Kenaikan ini ditunjang dengan kinerja e-commerce dan kontribusi toko baru di Sentul.

"Seluruh toko ritel milik perusahaan seperti Hero, Guardian dan IKEA terdampak karena adanya pengurangan jam operasional, penutupan beberapa mal, pembatasan perdagangan yang ketat pada bisnis pelengkap dan pembatasan kapasitas kunjungan pelanggan," jelas Patrik.

Perubahan pola belanja pelanggan yang kini hanya berfokus pada belanja kebutuhan pokok serta adanya kenaikan harga barang juga menjadi penyebab penurunan kinerja HERO dalam sembilan bulan ini.

"Perseroan memprediksi kinerja untuk sisa tahun ini akan terus terdampak secara signifikan oleh pandemi. Namun, perseroan tetap yakin dengan rencana strategis untuk bisnis di masa depan," kata Patrik.