Berisiko Kesehatan Tinggi, 14 Calon Haji Embarkasi Batam Dilengkapi Jam Pintar
Calon hajiKloter 12 menunggu keberangkatan di Bandar Udara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, Senin (27/6/2022). (ANTARA/Jessica)

Bagikan:

BATAM - Sebanyak 14 calon haji asal Kloter 12 Embarkasi Hang Nadim Batam dilengkapi dengan jam pintar. Mereka berisiko tinggi (risti) terhadap kesehatan.

"Di Kloter 12 ini ada 14 jemaah yang pakai jam pintar karena termasuk risti, yakni sakit hipertensi dan sakit jantung," kata Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kloter 12, dr. Lisa Susanti saat diwawancara di Batam, dikutip dari Antara, Senin 27 Juni.

Hingga saat ini, Lisa memastikan jemaah risti Kloter 12 dalam keadaan sehat. Dia bilang, penggunaan jam pintar telah diberikan kepada jemaah saat masih di Embarkasi Haji antara Jambi.

"Sejauh ini jemaah kita, Alhamdulillah, dalam keadaan baik, mereka kita bekali dengan jam pintar jadi kita bisa pantau lewat HP. Meski duduknya jauh bisa kita lihat keadaannya, tekanan darah hingga saturasi oksigennya," ujar dia.

Adapun dalam kloter 12 tersebut terdapat 30 calon haji yang memiliki risiko tinggi, namun pihak TKHI memprioritaskan penggunaan jam pintar tersebut kepada JCH yang berusia 60 tahun ke atas yang disertai dengan penyakit penyerta (komorbid).

"Mereka yang kita pakaian jam pintar itu yang risti, dan ada 30 risti, tapi kita beri ke mereka yang punya tekanan darah tinggi, yang umur 60 tahun ke atas dan komorbid," kata Lisa.

Sementara itu, seorang perawat dari Kloter 12 Embarkasi Hang Nadim Batam, Nursahid, mengimbau kepada seluruh calon haji untuk selalu meminum air mineral yang dicampurkan dengan oralit saat di Tanah Suci.

Hal itu mengingat kondisi cuaca panas yang terjadi di Arab Saudi hingga 48 derajat.

Sebelum keberangkatan, jemaah sudah diimbau banyak minum, jangan tunggu haus.

"Kadang jemaah mikir kalau banyak minum jadi sering buang air kecil, padahal tidak harus di keluarkan lewat buang air kecil, tapi juga bisa lewat keringat. Jadi tidak usah takut, yang penting banyak minum di campur oralit untuk menggantikan cairan yang hilang," kata Nursahid.