SURABAYA - Survei Populi Center menunjukkan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya Eri Cahyadi-Armuji mengungguli pasangan Machfud Arifin-Mujiaman di Pilkada Surabaya.
"Secara popularitas Pak Machfud Arifin lebih unggul, tapi elektabilitasnya masih kalah dibanding Pak Eri Cahyadi," ujar peneliti Populi Center Hartanto Rosojati saat merilis hasil survei pilkada di Surabaya sebagaimana dikutip Antara, Jumat, 30 Oktober.
Populi Center melakukan survei mulal 6 hingga 13 Oktober 2020 dengan 800 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling). Adapun margin of error pada survei ini sebesar 4,0 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hartanto merinci sejumlah temuan dari hasil survei tersebut. Pertama, Machfud Arifin merupakan nama yang paling banyak dikenal dengan persentase 74,0 persen, diikuti oleh Eri Cahyadi dengan 68,8 persen, Armuji dengan 55,0 persen, dan Mujiaman Sukirno 50,2 persen.
Kedua, nama Eri Cahyadi unggul untuk kategori akseptabilitas sebagai sosok yang mampu mernbawa perbaikan, sosok yang disukai, sering muncul di media sosial, paling memahami persoalan di Kota Surabaya, dan dinilai paling mampu menangani COVID-19.
Ketiga, dari sisi elektabilitas paslon, Eri Cahyadi-Armuji merupakan pasangan yang paling dipilih menjadi wali kota dan wakil wali kota Surabaya periode mendatang dengan 41,0 persen, mengungguli pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno dengan persentase 37,7 persen. Adapun yang tidak menjawab 21,3 persen.
Sedangkan untuk tingkat partisipasi, sebesar 80,7 persen mengaku akan menggunakan hak pilihnya, sebesar 14,2 persen menjawab masih mempertimbangkan situasi perkembangan COVID-19 dan sebesar 23 persen menjawab tidak datang ke TPS.
"Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme dan tingkat partisipasi warga Kota Surabaya cukup tinggi," ujarnya.
BACA JUGA:
Peneliti Populi Center Jefri Adriansyah menambahkan angka yang diperoleh paslon nomor urut 1 Eri-Armuji sangat meyakinkan dibandingkan lawannya Machfud Arifin-Mujiaman. Hal itu karena kemunculan paslon Eri-Armudji sangat pendek dibanding Machfud Arifin-Mujiaman yang muncul jauh-jauh hari.
"Saya cukup kaget karena suara Eri-Armuji bisa mengimbangi Pak Machfud yang sejak Januari sudah melakukan laras maju Pilkada Surabaya. Banyaknya partai yang mengusung Pak Machfud tidak memberikan efek yang signifikan," katanya.
Tingginya pemilih yang terpikat dengan Eri-Armuji, kata Jefri, karena masyarakat sangat ingin memilih calon yang berlatar belakang birokrat yang mencapai 21,2 persen. Lalu disusul akademisi 13,2 persen dan politisi 12,8 persen.
"Jika dilihat dari preferensi pemilih masyarakat ini, sangat tidak mengherankan jika Eri-Armuji unggul. Sebab latar belakang mas Eri dan Pak Armuji masuk dalam tiga besar yang diinginkan masyarakat. Kesuksesan Bu Risma yang miliki latar belakang birokrat akan berpengaruh pada pemilih pilkada kali ini. Mas Eri memiliki latar belakang birokrat," katanya.
Pilkada Surabaya diikuti paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 1 tersebut diusung PDI Perjuangan dan didukun PSI. Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non-parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 2 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo.