Bagikan:

JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengaitkan agama Islam dengan terorisme karena pernyataan ini melukai perasaan umat Islam. Tak hanya itu, dia juga meminta semua pihak harusnya bisa menghormati simbol agama yang dianggap suci termasuk pemahaman visualisasi Nabi Muhammad.

"Kebebasan berpendapat atau berekspresi tidak boleh dilakukan melampaui batas atau kebablasan sehingga mencederai kehormatan, kesucian, kesakralan nilai dan simbol agama apapun," kata Fachrul dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 29 Oktober.

Dia menegaskan, menghina simbol agama adalah sebuah tindakan kriminal. Sehingga, para pelakunya memang harus bertanggung jawab atas perbuatan mereka sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dirinya juga menegaskan Islam selama ini tak pernah membenarkan tindakan main hakim sendiri, apalagi hingga melakukan pembunuhan. Islam, kata dia, adalah agama yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Sehingga, Fachrul mengimbau agar umat Islam di Indonesia tidak terpancing melakukan tindakan anarkis. Islam tidak membenarkan tindakan main hakim sendiri.

"Keagungan Islam tidak bisa ditegakkan dengan melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Tunjukkan sikap tegas dengan tetap menjunjung tinggi watak umat beragama yang menolak tindak kekerasan," tegasnya.

Diketahui, pemerintah Indonesia telah resmi melayangkan protes atas isi pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan memanggil Duta Besar Perancis Oliver Chambard untuk dimintai keterangan. Pemerintah Indonesia mendesak Pemerintah Prancis tidak menghubungkan Islam dengan aksi terorisme atau ekstremisme.

"Pemanggilan Dubes dan penyampaian secara langsung kecaman Indonesia merupakan penegasan posisi Indonesia untuk diketahui pihak Prancis," ujar Jubir Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Rabu, 28 Oktober kemarin.

Sebelumnya, Seorang guru sejarah di Prancis, Samuel Paty dipenggal muridnya sendiri setelah memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW untuk memberi pelajaran tentang kebebasan berekspresi kepada anak muridnya. Namun, resistensi dan kegaduhan yang muncul dari sikap Paty nyatanya sangat besar.

Pembunuhan Paty tersebut kemudian memicu kemarahan di seluruh Prancis. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan sederet politikus juga telah menyatakan sikap mengutuk perbuatan itu.

Macron bahkan menyebut Islam sebagai agama yang berada dalam krisis dan berjanji melawan separatisme Islam. Pernyataan tersebut belakangan menuai kecaman negara-negara Arab bahkan beberapa asosiasi perdagangan negara Arab mengumumkan akan memboikot produk asal Prancis.