JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan bahwa perekonomian Indonesa berpotensi menjadi positif 0,6 persen (year on year/yoy) akhir Desember 2020.
"Di akhir Desember itu, year on year-nya diperkirakan minus 1,7 sampai dengan positif 0,6 persen," kata Airlangga dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa, 27 Oktober.
Airlangga menyebut, kondisi perekonomian sebelumnya pada kuartal kedua akibat pandemi COVID-19 berada di atas minus 5 persen. Kondisi ini merupakan kontraksi terdalam.
"Kuartal kedua memang bottom-nya ada di sana," ungkap dia.
Namun, kata dia, kontraksi perekonomian berangsur pulih di kuartal ketiga yang sebentar lagi akan bisa diketahui hasilnya. Ia memperkirakan kondisi di kuartal ketiga berada pada minus 3 sampai minus 1.
BACA JUGA:
Hal ini, kata dia, didongkrak oleh stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah. Beberapa program tersebut di antaranya bantuan sosial berupa sembako maupun bantuan langsung tunai (BLT), Kartu Prakerja, Program Keluarga Harapan, hingga subsidi gaji kepada pekerja sebesar Rp600 ribu per bulan untuk empat bulan.
"Pemerintah yakin bahwa program yang didorong oleh pemerintah memang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga tujuan untuk perlindungan sosial dan men-support daya beli ini diterima secara positif," tuturnya.
Bahkan, Airlangga memperkirakan di tahun ke depan, pertumbuhan perekonomian di Indonesia semakin meningkat. Ia memperkirakan bisa mencapai positif 4,5 sampai 5,5 persen.