Sanksi untuk Rusia Terlihat Nyata di Mobil yang Baru Dirilis, Fitur Keselamatan DIhapus
Photo by Alexander Popov on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Rusia terkena sanksi besar-besaran dari negara barat atas invasinya ke Rusia. Meski Rusia selalu membantah sanksi itu punya implikasi, toh mobil-mobil produksi keluaran terbaru Rusia tak bisa bohong.

Avtovaz, sebuah perusahaan mobil Rusia yang terkena sanksi internasional, kini kembali melanjutkan produksinya. Namun ada perbedaan besar. Pabrikan itu terpaksa menghilangkan fitur keselamatan utama, termasuk kantong udara, pada versi terbaru sedan populernya, Lada, dikutip dari NBC News, Selasa 14 Juni.

Avtovaz sejatinya sempat menghentikan produksi merek Lada pada bulan Maret dan merumahkan banyak pekerjanya karena tidak dapat memperoleh suku cadang tertentu karena sanksi. Tapi, setelah keputusan pemerintah Rusia memangkas peraturan keselamatan, jalur perakitan kembali hidup.

Kini mobil favorit empat pintu, Lada Granta, tidak akan menyematkan kantung udara, sistem pengereman anti-lock, kontrol stabilitas elektronik, atau kunci retraksi darurat pada sabuk pengaman. Artinya, mobil itu gagal memenuhi standar emisi abad ke-21.

“Ini adalah langkah yang sangat mundur,” kata David Ward, presiden eksekutif Program Penilaian Mobil Baru Global, sebuah kelompok yang bertujuan mengembangkan standar keselamatan mobil di seluruh dunia.

Dia merasa sedih setelah tahu Rusia telah menghapus fitur keselamatan. Pasalnya Rusia adalah wakil ketua Forum Dunia untuk Harmonisasi Peraturan Kendaraan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Bagaimana mereka bisa mengklaim sebagai yang terdepan dalam keselamatan jalan raya secara global?” sindir Ward.

Pakar kebijakan luar negeri yang diwawancarai oleh NBC News, Jeffrey Edmonds mengatakan itu sebagai adalah langkah klasik untuk tampak tidak terganggu oleh sanksi ekonomi Barat. Rusia terpaksa membuat rakyatnya mengorbankan kenyamanan penting, seperti fitur keselamatan mobil, untuk memastikannya mempertahankan ilusi ekonomi.

“Ini jelas menunjukkan kesediaan dari pihak pemerintah Rusia untuk benar-benar mengorbankan barang-barang berkualitas dan keamanan atas nama invasi ini,” katanya.