Bagikan:

JAKARTA - Musim kemarau basah tengah melanda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kondisi musim ini dikhawatirkan menjadi ancaman tanaman petani di NTT.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT masih terus memantau pengaruh kondisi musim kemarau basah terhadap tanaman petani.

"Kami masih terus memantau seperti apa pengaruh kemarau basah terhadap tanaman pertanian sehingga ketika terjadi kerusakan, akan diambil langkah-langkah penanganan yang sesuai," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli, seperti dilansir dari Antara, Sabtu, 11 Juni.

BMKG melaporkan saat ini terdapat 21 zona musim (zom) dari total 23 zom di NTT telah memasuki musim kemarau. Namun terdapat daerah-daerah yang mengalami atau berpeluang adanya curah hujan dengan kategori rendah, menengah maupun, sangat tinggi pada Dasarian II Juni 2022.

Lecky mengatakan, kondisi kemarau basah menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian. Namun hingga saat ini belum berdampak terhadap produksi petani.

Dalam satu dan dua bulan ke depan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT akan terus dipantau untuk mengetahui pengaruh kondisi musim kemarau basah terhadap tanaman pertanian.

"Ketika muncul kerusakan tanaman pertanian akibat kondisi musim ini maka akan diambil langkah-langkah intervensi," katanya.

Sementara itu petani di daerah yang masih memiliki curah hujan diimbau untuk memanfaatkan air hujan guna menambah persediaan air untuk menghadapi musim kemarau.